Kamis, 26 Oktober 2017

Islam; Spiritual dan Politik

Oleh: M. Hatta*)

Judul : Diskursus Islam Politik dan Spiritual
Penulis : Hafidz Abdurrahman
Penerbit : Al-Azhar Press, Bogor
Tahun Terbit : 2004
Tebal Buku : 303 halaman.

Islam kaffah. Itulah tuntutan Allah SWT kepada kita sebagai Muslim. Kita pun, sebagai Muslim, senantiasa berdoa memohon kebaikan dan kesuksesan hidup di dunia maupun di akhirat.
Persoalannya sering kita tidak sadar dengan doa yang senantiasa kita panjatkan itu. Kita mengabaikan petunjuk-petunjuk Allah SWT agar sukses di dunia dan di akhirat. Tidak jarang di antar kita “ngoyo” mencari dunia, pergi subuh pulang malam, lupa sholat, lupa doa, lupa Allah SWT.

Seolah-olah dengan harta yang kita uber itu semua persoalan bisa kita selesaikan. Ada pula di antara kita yang “nongkrong” di masjid terus-menerus, tak pernah keluar mencari kehidupan, pasrah dengan perkembangan di luar yang mengarah kepada deislamisasi segala sisi kehidupan. Seolah-olah krisis ekonomi, kebobrokan birokrasi, korupsi dan kolusi yang merajelela, dekadensi moral, kriminalitas dan lain-lain akan terkikis habis dengan doa-doa dan istighosah yang mereka panjatkan. Ada juga di antara kita yang rajin mengerjakan perintah sholat, puasa, dan ibadah ritual lainnya, namun dalam berbagai aspek kehidupan mereka membuat pemecahan problem dengan cara-cara dari luar Islam. Dalam politik, mereka pakai demokrasi, bahkan ada yang pakai premanisme. Dalam masalah ekonomi, mereka pakai cara kapitalis dan lintah darat. Seolah tidak ada ruang bagi Allah SWT untuk mengatur kehidupan selain dzikir, tahlil, sholat, sholawat, dan sebagainya. Inilah berbagai ketidak-nyambungan antara doa “sapujagad” kita di atas dengan aktivitas alias usaha yang kita lakukan.

Tidak seperti agama-agama lain yang umumnya hanya bicara masalah spiritualitas, Islam ternyata menjelaskan dan mengatur urusan keduniaan, baik secara global maupun secara rinci. Seluruh urusan umat diatur oleh Islam dengan hukum syariahnya.
Dengan melihat berbagai fenomena/fakta real diatas, lewat buku Diskursus Islam Politik dan Spiritual ini, penulis memberikan pandangan sekaligus jawaban terhadap fenomena/fakta tersebut. Dalam karyanya ini, beliau ungkap tentang ke maha luasan dari ajaran agama Islam dalam segala aspek kehidupan, politik, ekonomi, kehidupan sosial, permasalahan hukum (yudikatif) dan lain sebagainya.

Dengan kepiawaiannya, beliau mampu melihat seluruh aspek dalam ajaran Islam yang maha sempurna, seperti pandangan Islam agama politik dan spiritual (hal.21-24), hakikat manusia menurut Islam (hal. 41-43), hukum syara yang berkaitan dengan masalah manusia dengan Allah (hal. 194-199), Sistem ekonomi, politik, sosial ke-masyarakatan (an-nidham al-ijtima’i), serta pendidikan dalam Islam (hal. 200-211), hukum Islam di seputar masalah manusia dengan dirinya (hal. 213- 216).

Setelah secara gamblang menjelaskan seluruh aspek kehidupan dalam sudut pandang Islam, beliau juga menjelaskan secara sistematis metode (Islamic method) dalam pelaksanaan atau penerapan hukum-hukum yang ada dalam Islam. Seperti metode menerapkan hukum Islam (hal. 224-230), metode menjaga syari’at Islam:khilafah Islam (hal. 232-235), metode menjaga syari’at Islam: jaminan reformasi dan kontrol terhadap khilafah (hal. 240-242), metode mengemban Islam: dakwah, jihad di jalan Allah, partai politik Islam, adanya khilafah (hal. 245-255). Namun, tidak hanya samapai disitu, beliau juga melengkapinya dangan sumber-sumber pemikiran Islam dan metode Islam (hal. 257-272).
Oleh karena itu, mempelajari, memahami, dan berjuang mewujudkan kembali eksistensi Islam sebagai agama spiritual dan politik secara kaffah, merupakan tugas suci yang harus diemban setiap Muslim sampai akhir hayatnya. Melalaikan hal itu, apalagi menyesatkan masyarakat dengan mempropagandakan bahwa Islam itu tidak pernah membahas politik dan jangan dicampuri dengan politik, adalah suatu penyimpangan dan perbuatan dosa yang kelak akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT. Menerima sebagian Islam (masalah spiritualitas dan moralitas saja) dan menolak sebagian yang lain (politik, ekonomi, kehidupan sosial, pendidika, dan lain-lain), merupakan penyimpangan dari Islam.

Kehadiran buku ini sangatlah bernilai tinggi bagi (pengemban risalah Islam) yang selama ini bergerak untuk membangkitkan kembali umat yang sudah terlelap begitu lama dari tidur dan juga memberikan pencerahan (enlightment) kepada orang-orang yang selama ini menganggap dan bersikap sinis bahwa Islam hanyalah sebuah ajaran spiritualitas belaka.


*) Peresensi adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang, Ketua Umum Forum Pengkajian Ekonomi Syari’ah dan Dakwah Islam Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang.
Previous Post
Next Post

0 komentar: