Kamis, 26 Oktober 2017

Ngintip Film Indo

Edisi: 87 Th VII / Januari 2007

Sobat, p Penganugerahan Piala Citra yang dihelat di Jakarta Convention Centre beberapa waktu lalu, sukses ngantarkan Nirina Zubir sebagai pemeran wanita terbaik dalam film Heart. Film yang isi naskahnya ga jauh beda ama Kuch-kuch Hotta Hai dari India alias cinta segitiga, sukses menarik minat remaja tanah air untuk berbondong-bondong ke bioskop 21. Apalagi ditambah ama soundtrack yang dibawakan oleh Irwansyah dan Acha, membuat popularitas film sekaligus original soundtrack-nya laris manis bak kacang rebus (bosen ah kalo kacang goreng terus). Sedangkan pemeran pria terbaik, diraih oleh Albert Fakdawer yang notabene seorang rookie atau pendatang baru di dunia film Indonesia. Membintangi Denias Senandung di Atas Awan, dia sukses mengalahkan nominee lain seperti Ringgo Agus Rahman, Aries Budiman, Dwi Sasono, dan Ramon Y. Tungka.

Ehm, dunia film Indonesia nampaknya lagi bergairah. Setelah lama terpuruk dengan ide yang minus dan penonton yang jeblok, akhirnya para produsen film negeri ini mulai menemukan secercah titik terang. Belantara film Indonesia yang selama ini identik dengan film porno dan panas (ini bukan film kebakaran hutan lho), mulai beralih menjadi film-film yang lebih ‘sopan’ dan ‘berisi’ (masa’ sih). Fokus film-film layar tancap gedongan atau bioskop masih berada di seputar dunia remaja. Lho kok bisa? Ya iyalah, siapa lagi sih yang sering mejeng ke bioskop? Pastinya ABG dan teenagers, bukan pria dan wanita bermutu alias bermuka tua, hehe..

Nah, sukses film layar lebar Ada Apa dengan Cinta yang dibintangi Dian Sastrowardoyo dan Nicholas Saputra, boleh dibilang membawa ‘berkah’ bagi perkembangan hiburan yang membidik pasar remaja. Ngga lama setelah itu muncul sinema sejenis Eliana Eliana, 5 Sehat 4 Sempurna, Virgin, Satu Ciuman, Belahan Jiwa, Ekskul, Heart gubahan sutradara Hanny R. Saputra, Cinta Rock and Roll yang dilakoni oleh Nadine Candrawinata, serta Cinta Pertama-nya Sunny yang dibintangi Bunga C. Lestari.

Bukan hanya film soal romantika remaja saja yang sedang booming. Sinema Indonesia yang memang dari dulu spesialis soal memedi dan horor masih menjadi tren dan gaya hidup (eleh-eleh, emangnya ada setan gaul?). Ingat ga kalo beberapa tahun lalu ada Dunia Lain the Movie, yang diilhami dari Reality Show Dunia Lain yang sukses memperoleh Asian Awards. Seakan menjadi trigger bagi sutradara film-film Indo yang lain, bermunculan deh film-film horor dengan teknologi yang anyar. Seperti Pocong, Kuntilanak, Bangku Kosong, Lentera Merah, Hantu Jeruk Keprok eh salah Jeruk Purut, juga ikut meramaikan ajang adu ide perfilman Indonesia. Sayangnya, para pemeran setan di beberapa film tadi ga ada yang ikutan nebeng di Piala Citra. Weleh-weleh.

Cuma Komoditi Bisnis?

Keberadaan remaja sebagai TO atau target operasi para produser film bukanlah sebuah omong kosong. Dari judul dan tema film yang diangkat, tentunya film layar lebar di negeri ini sangat minim yang berisi tentang edukasi dan suri tauladan. Apalagi tentang agama. Aduh..jauh men. Masih ingat film Kiamat Sudah Dekat yang disutradarai oleh Dedy Mizwar beberapa tahun lalu. Salah satu media cetak di Surabaya mencetak judul -“Kiamat Sudah Dekat” untuk Kiamat Sudah Dekat- pada headline korannya, karena minimnya daya tarik dan kosong melompongnya bangku di bioskop saat film itu diputar. Tentunya produser dan sutradara yang mengevaluasi kinerjanya, membanting stir dari edukasi dan moral menjadi pure entertainment dan life style. Kalo udah ngelihat remaja, mata mereka langsung ijo, mbayangin berapa gepok uang yang bakal mereka dulang. Bagai gayung bersambut, film-film tentang cinta dan gaya hidup mendapat applaus yang luar biasa. Bioskop penuh, tiket amblas dibeli dan tentunya keuntungan yang ga sedikit diraup oleh para produsen film. Yang paling bahaya, gaya hidup di film yang diblow up, nyantol di benak remaja, dan dipersiapkan oleh remaja untuk segera dipraktekkan. Aduh, ciloko sembilan belas.

Awas lho sobat, kita ngasih warning bener-bener nih. Impact atau dampak dari tontonan yang jadi tuntunan, udah siap menerkam remaja bak singa yang lapar. Apalagi kalo ngelihat tipe remaja sekarang, yang cenderung nyantai, bahkan punya hobi hura-hura. Maka match banget ama tema-tema yang diangkat di layar lebar. Kita bisa ngelihat dan merasakan gimana sih karakter anak belasan tahun, contohnya yang kebidik di film Ekskul. Ga jauh banget dari hura-hura, senang ngumpul bareng teman, dan berbusana stylish. Plus seneng ama junk food, dan fast food dari barat sono. Yang udah aga gedean dikit sekitar 20 tahun keatas, karakter yang muncul seperti mencari identitas diri, belajar dengan ngoreksi diri dari kesalahan. Memang sih kelihatannya oks banget. Tapi, tetep aja standar yang kepake bukannya Islam. Melainkan budaya dan tradisi barat. Buktinya, kegiatan di waktu luang, lebih banyak diisi ama keluyuran di mall, jalan-jalan bareng pacar, nonton film di bioskop, dan nraktir teman dan pacar di pub atau resto dan cafe. Nah, remaja tipe inilah yang jadi bidikan media dan western life style. Kalo udah kena, siap-siap aja deh jadi komoditi bisnis dan romusha-nya budaya kapitalis.

Buang Kapitalisme, Terapkan Islam

Ya, maklumlah sobat, memang sekarang kita lagi hidup di zaman yang serba bebas nilai. Kita juga dihadapin dengan banyak problem hidup yang serba njlimet. Memang dalam pola hidup kapitalisme, manusia diajarkan untuk berpola hidup serba bebas dan semaunya sendiri. Karena, yang paling penting menurut mereka adalah menguntungkan dalam hal materi. Perkara apa bisa merusak moral dirinya dan orang lain, apalagi menjauhkan diri dari agama itu bukanlah hal yang penting. Sebab, urusan duit diatas segalanya.

Hal ini sudah terbukti dengan sinema layar lebar yang beredar di negeri kita. Itu hanya setitik noda kelam dunia remaja yang sudah jadi budak kapitalisme global. Memang ga semuanya tanggung jawab kita pribadi. Masyarakat harus punya satu suara untuk menolak segala hal yang berbau haram dan ngerusak jati diri kaum muslimin, sayangnya masyarakat kita sekarang cenderung cuek dan ga mau tahu. Di sisi lain, negara sebagai pengayom, justru menjadi pihak yang paling bertanggung jawab, sebab merekalah yang punya kekuatan untuk merubah dan nerapin aturan. Payahnya, negeri kita ga memiliki standar Islam sebagai undang-undangnya. Klop deh ancurnya.

Dengan segelontor fakta di atas, udah saatnya bagi kita memilih dan memilah, mana diantara fenomena di hadapan kita yang baik, dan mana yang tidak. Menurut Islam tentunya dan hal ini ga akan bisa kita lakukan tanpa pemahaman Islam yang bener. Ingat lho sobat, Rasulullah SAW bersabda, “Andaikata seorang mukmin mengetahui siksaan yang ada di sisi Allah, tentu tak seorangpun yang tidak mengharapkan surga-Nya….” (Mutafaq‘alaihi). Nah sobat, saatnya kita sekarang membina diri kita dengan pemahaman Islam. Gimana sih caranya? Ya, ngaji dong.
Continue reading

Bubarkan Valentine’s Day

Edisi: 88 / Feb 07
 
Setiap bulan Februari, tepatnya tanggal 14, hampir seantero negeri, ada tradisi tukar menukar guling eh salah ding..., gula-gula, bunga, dan hadiah atas nama hari Valentine. Ga hanya itu lho, remaja di negeri kita juga saling nyatakan cinta, bikin puisi yang romantis, dan lagu yang menyentuh hati demi sang pujaan. Ngomongin soal lagu yang menyentuh, tahu kan contohnya? Yup bener, lagu Indonesia Raya. Hehehe. Udah deh, jangan diterusin lagi. Cukup situ aja. Nanti mikir yang enggak-enggak. Memang sih, masih banyak lagi hal lain yang dilakukan pas hari itu, apalagi buat yang punya gebetan, atau lagi bikin rencana counter attack untuk nge-gol-in ungkapan rasa hati, yang selama ini telah terpendam jauh di lubuk sanubari. Glodak...

Tapi udah ah, bikin boros tulisan. Hehe. By the way, tahukah kita siapa Mas Valentine ini? Ada ga sih hubungannya ama pembalap Valentino Rosi? Atau jangan-jangan dia saudaraan ama Tukul Arwana. Hus... ngawur banget toh. Ya enggaklah. Sobat, memang sih, konon sejarah Valentine ini penuh misteri. Identik ama Kolor Ijo..penuh misteri juga. Hehe. En, hal ini membuat diri kita memiliki pertanyaan besar, kenapa sih banyak remaja yang ngerayain hal ini? Tentunya berbagai sejarah dan sebab musabab Valentine’s Day, bakal kita kupas kulitnya. Yuk, saatnya kita telanjangi si Valentine, eit...sejarah Valentine.

Valentine dan Pernak-perniknya

Sobat, sejarah tentang siapa tuh Valentine dan orang-orang di sekelilingnya memang sedikit banget diungkap. Tapi yang pasti, dilihat dari namanya aja, kita ngerti lho kalo dia bukan seorang muslim. Kecuali kalo namanya Abdullah, Ahmad, atau Rosyid hehe...nah pembahasannya kalo yang ini lain lagi. Paling tidak, berdasar info yang kita sidik, menurut Gereja Agama Katolik ada sedikitnya tiga sejarah yang berbeda soal latar belakang si Valentine atau Valentinus ini.

Legenda pertama nyebutin kalo Valentine adalah seorang pendeta yang melayani Claudius II pada abad ketiga di Roma. Pada suatu saat, Kaisar Claudius II menetapkan wamil buat pemuda yang ga punya istri, dan ga sah, bila ada orang yang menikah pada saat wamil itu. Sst..ngerti ga apa itu wamil, bukan hamil lho ya. Yup, wamil tuh wajib militer. Nah, si Valentine nentang keputusan Kaisar dan tetap melaksanakan perkawinan bagi sepasang muda-mudi saat itu secara rahasia. Saat perbuatan Valentine diketahui Claudius, maka dia murka dan menetapkan hukuman mati bagi pendeta Valentine.
Legenda lain menyatakan bahwa Valentine mungkin telah dibunuh karena mencoba membantu beberapa penganut Kristen yang melarikan diri dari Penjara Roma, karena penjara tersebut ga manusiawi. Mereka sering dipukuli dan disiksa.

Legenda yang ketiga nyebutin kalo Valentine sendirilah yang pertama kali mengirim kartu ucapan kasih sayang. Saat di penjara, ia jatuh cinta pada putri seorang sipir penjara, yang sering mengunjungi Valentine selama di penjara. Sebelum dia dihukum mati, dia menulis surat terakhir bagi kekasihnya, dengan ungkapan yang sangat familiar hingga saat ini, yaitu "from your Valentine". Nah, ungkapan Valentine tadi, hingga saat ini sangat tersohor dan sangat dihormati di negara-negara eropa khususnya Inggris dan Perancis.

Seiring berjalannya waktu, Valentine’s Day hampir menjadi buah bibir muda-mudi seluruh dunia. Apalagi ama blow up dari media masa yang njanjiin nuansa serba pink di bulan Februari. Malah membuat suasana Valentine’s Day makin hot aja. Ya bener, panas. Gimana sih panasnya? Gampang kok, tinggal berdiri di siang bolong jam 1, sambil nggoreng cabai dan ngulek bawang merah di tengah lapangan. Dijamin bakal hot abis. Nah, seperti itu pula suasana Valentine’s Day. Terlepas benar atau tidaknya perayaan itu. Nampaknya bakal seru banget, kalo ga sedikit yang ngedukung. Mulai dari omongan siswa di sekolah. Obolan kecil di bangku kuliah. Iklan dan acara khusus menyambut Valentine’s Day. Karaoke dan klub malam yang menggelar hiburan plus-plus di malam harinya. Hingga pedagang asongan yang jualan mawar merah dan coklat kecil berbungkus plastik, udah menjadi icon maraknya dukungan menjelang perayaan hari merah hati sedunia itu. Tapi ingat lho, belum tentu yang banyak itu bener. Iya kan?

Lho, tapi kan yang ngedukung banyak. Itu kan nunjukin kalo perayaan itu ga salah. Eit...sabar dulu fren. Sebenarnya nih ya, sebagian besar media apalagi tempat hiburan tuh, ngedukungnya ga murni karena mereka ngerti asal muasalnya Val Day. Tapi, apalagi kalo bukan karena uang dan uang. He-em. Kapan lagi mereka bisa ngeruk keuntungan segede-gedenya kalo ga ada momen seakbar Valentine’s Day. Di momen lain pun sebenarnya sama lho. Ingat kan pas bulan Ramadhan, pengusaha tempat hiburan, plaza dan media masa ngeblow up segala hal yang berhubungan dengan Ramadahan. Demikian juga pas hari Idul Fitri, natal, tahun baru, dan berbagai momen lain yang sukses banget ngeraup rupiah. Seakan-akan ketika para pengusaha melihat pemuda-pemudi, yang mereka lihat bukan sosok remajanya, tapi sekarung uang yang lagi berjalan. Yup, kalo udah lihat duit numpuk, pupilnya langsung berakomodasi maksimum. Toeng....

Cita-cita para pengusaha yang lagi dimabuk duit, diamini ama keinginan remaja yang menggebu untuk ngerayain Val Day. Masih berlum sreg? Hal ini ditambah ama sifat remaja yang seneng ngikut bareng kalo ada yang rame. Ada pesta, ngikut. Ada syukuran, nimbrung. Ada makan-makan, nebeng. Sampe ada tabrak lari, pengen lihat. Gitu deh sifat remaja. Mereka seneng banget kalo ada teman yang senasib dan sepenanggungan. Ga percaya? Coba deh, pas ulanganmu dapat jelek, kamu pasti nanya ama temen-temenmu, ”Eh ulanganmu dapat berapa?” Tuh, contoh yang ga jauh amat. Berarti yang sering nanya seperti itu tuh hasil ulangannya AT alias Ancur Total. Hehe.

Sobat, terbukti kan kalo remaja happy sekali kalo ada teman dan rekan yang senasib ama dia. Termasuk soal perayaan Valentine’s Day ini. Bagi remaja yang ga ngerayain, mereka bakal feel so bad. Seakan dijauhi ama teman-temannya. Di pikiran mereka akan ada kata-kata “Tidaaaak, jangan jauhi aku!!” Mereka akan dianggap kuper lah, ga gaul, ndeso, katrok, en segunung sebutan buat dirinya. Puas! Puas!! Duh, tak tsobek-tsobek lho. Hehe. Padahal nih ya, ga ada salahnya lho kalo ga nyerayain hari itu. Ga ada ruginya. Yang pasti sebutan seperti itu kan cuma sementara aja. Ga bakal selamanya kok. Meski dibilang ga modern dan ga ikut kemajuan zaman, so what! Justru kita yang harus nyadarin teman-teman kita, khususnya yang muslim dan muslimah. Ga sepantasnya lho kalo mereka ngikut perayaan yang sama sekali ga ada perintahnya dalam Islam. Apalagi sumbernya dari orang-orang nonmuslim. Klop banget tuh dosa. Udah kena dosa di masalah iman dan keyakinan, ditambah lagi dengan aksi perayaan yang serba hura-hura dan nyalahi aturan main pergaulan dengan lawan jenis. Numpuk lho dusone. Di Filipina misalnya, perayaan Valentine’s Day disambut dengan kumpulnya puluhan ribu pasangan remaja yang belum menikah di alun-alun kota. Pas dikomando, seluruh pasangan itu saling berciuman, diakhiri dengan tepukan tangan dan pelepasan balon berbentuk hati. Konon acara itu masuk di Guinness Book of Record dengan titel rekor ciuman pasangan terbanyak dan terlama sepanjang sejarah. Dan selebrasi tersebut jadi ide kreatif buat pengusaha klub malam dan diskotik untuk memberi nuansa romance of the night di malam Valentine’s Day. Lagi-lagi pola pikir kapitalis yang main. Sebel.

Valentine? Off the Record!!

Sobat, udah saatnya kita berpikir ulang soal tradisi Valentine’s Day, dan kebiasaan kita yang asal ngikut tanpa ngerti gimana aturan dan konsekuensinya. Sayangnya di dalam benak remaja yang udah keracunan bakteri gaul bebas, hampir udah menutup mata dan telinga soal ajakan kepada kebaikan. Bahkan terkadang dengan mengatasnamakan cinta, sayang dan kesetiaan, ga hanya bergandengan, boncengan, berciuman yang bakal dilakoni. Sang gadis bahkan rela ngorbanin ”mahkota” satu-satunya yang dia miliki demi sang kekasih. Jadi jangan heran kalo di sebuah media masa pernah dikupas bertebarannya kondom seusai pesta Valentine’s Day. Tentunya kamu pada ngeh apa yang terjadi saat itu. Pastinya bukan main golf apalagi karambol. Hehe.

Padahal Rasulullah SAW bersabda, ”Apabila zina dan riba telah merajalela di suatu negeri, maka rakyat di negeri itu sama saja telah menghalalkan dirinya untuk menerima azab Allah.” (HR. At Thabrani, al Hakim dari Ibnu Abbas). Nah, masih ingat kan tsunami yang menggulung Aceh dan Pangandaran, air bah yang menenggelamkan Jember dan banjir yang ngebikin Jakarta lumpuh. Mungkin ini peringatan dari Allah untuk kita lho.

Lagipula, ngapain juga kudu ngungkapin cinta pas Valentine’s Day, kenapa ga di hari-hari yang lain. Suer, ini bikin kita ga habis pikir. Belum lagi omongan dari yang sudah punya gebetan. Dia berkilah kalo di hari Valentine adalah momen yang pas untuk meningkatkan rasa kasih dan sayang untuk si doi. Sobat, tahukah kamu, kalo hal itu akan makin mendekatkan keduanya ke dalam perzinahan. Dan inget lho, pergaulan bebas bukan hanya zina semata, tetapi segala hal yang menggiring remaja kesana, seperti berduaan, berpegangan tangan, berpelukan dan berciuman, semuanya termasuk aktivitas yang diharamkan oleh Islam. Dan akhirnya bukannya cinta suci yang mereka berdua dapat, hanyalah cinta sakit yang semakin menggembung dan membesar. Tul kan.

Rasulullah SAW bersabda, ”Tidak ada dosa yang lebih besar di sisi Allah setelah syirik, dari perbuatan seorang laki-laki yang menumpahkan air maninya pada rahim yang tidak halal baginya.” (HR. Imam Abi Dunya).

Nah sobat, buat kamu yang laki, ikhwan atau cowok, jangan kebawa arus Valentine’s Day dengan mencoba berbagai atraksi yang meramaikan tradisi jahiliyah itu. Apalagi ditambah dengan aksi gaul bebas yang menjurus kedalam perzinahan. Jangan ketipu ama propaganda yang digembar-gemborkan media untuk saling ningkatkan kasih sayang ama di doi di tanggal 14 itu. Seneng di awal, nyesel di belakang.

Untuk kamu yang cewek, ingat lho, pacarmu bukan suamimu. Dia belum halal bagimu. Jangan muda jatuh dalam rayuan gombal si ganteng yang mencoba meraih satu sentimeterpun bagian dirimu. Apalagi mau ngorbanin satu-satunya ”masa depanmu”. Mungkin disini dia mau ngomong, ”Aku akan bertanggung jawab.” Itu sih di dunia non, lain lagi kalo di akhirat. Kita bakal mempertanggungjawabkan perbuatan kita sendiri-sendiri.

Allah SWT berfirman, ”...dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali.....” (TQS. Al An’aam : 164).

Buat Ayah dan Ibu, tolong jagalah buah hati kalian. Sesungguhnya tanggung jawab anak ada dipundak kalian. Keluarga adalah pilar iman yang kokoh untuk melindungi anak dari dosa dan siksa Allah SWT. Dan saatnya sekarang untuk masyarakat dan negara kita untuk tegas, menolak segala hal yang bertentangan dengan hukum Islam. Apalagi berkaitan ama iman dan perbuatan yang bisa menyebabkan dosa. Gimana? Ya dengan nerapin hukum Islam dong. Titik.
Nah sobat, udah ga zaman lagi untuk sekedar ngikut dan males berpikir tentang segala hal. Buang Valentine’s Day dari benak dan aktivitas kita. Ganti ama kegiatan lain yang lebih bermanfaat dan berpahala. Jangan korbanin masa remajamu untuk hura-hura apalagi main-main semata. Karena hidup ini bukannya permainan. Serius lho.
Continue reading

Jalan Ngawur Kawin Campur

Edisi: 89/Maret 2007

Sobat, pernah ga kamu denger soal istilah kawin campur? Sebenarnya nih ya, istilah kawin campur tuh idem banget ama nikah beda agama. Kalo sobat ngertinya kawin campur itu adalah pernikahan antara 2 orang yang berbeda bangsa alias negara, maka sobat semua telah ter-ti-pu (bacanya sambil diputus-putus ya, seperti ngomongnya Eko Patrio di Dewa-dewi Malam, “ter-la-lu.”) hehe. Istilah kawin campur atau mixed couple, udah menjadi tren sejak beberapa seleb menikah dengan orang-orang asing (alien kali…). Sebut aja Ayu Azhari yang kesengsem ama vokalis White Lion asal Amrik Mike Tramp, yang diungkap oleh Kompas Cyber Media. Konon, ga ada angin, ga ada hujan, setelah pisah ama suami kedua Teemu Yusuf Ibrahim, Ayu hamil diluar nikah. Sama siapa tuh, ya siapa lagi kalo bukan ama Mike Tramp. Dieeng. Ngapain aja sih mereka? Ya itu, lagi benerin engsel pintu. Hehe. Nah, kasus Ayu ga jauh beda ama Tamara Blezynski yang lagi deket ama bintang iklan Kanada, namanya juga Mike. Dan gosipnya Tamara lagi hamil lho. Weleh-weleh dasar gosip, digosok makin sip.

Sepertinya nih ya, penggunaan istilah kawin campur yang sebelumnya disebut sebagai nikah beda agama, udah diplesetkan menjadi pernikahan berbeda bangsa. Padahal, toh 2 orang yang menikah tadi tetep aja berbeda keyakinan. Sama ataupun beda negara tempat dia tinggal. Tapi bergesernya istilah ini, paling tidak udah jitu banget untuk meredam emosi umat Islam yang super sensi, kalo ada yang hal yang menyinggung iman mereka. Termasuk nikah beda agama ini. Belum lagi blow up dari media yang seakan-akan membias dan serba kabur. Bukan kabur alias lari lho, apalagi kabur nama asli Tessy (itu Kabul om…), tapi kabur disini punya makna yang berarti ga jelas. Ehem, geser-menggeser istilah, itulah yang sekarang lagi bertubi-tubi menyerang umat Islam selama beberapa dekade. Sebagai contoh aja, bergesernya istilah jilbab yang sebenarnya adalah pakaian terusan bagi muslimah, menjadi jilbab dalam arti kerudung. Padahal makna sebenarnya jauh banget kan. Sama dengan istilah Jihad, yang sebenarnya punya makna syar’i perang membela agama Allah, diselewengkan dengan jihad yang punya definisi bersungguh-sungguh. Akhirnya gimana, ya salah mencet tombol to Jeng. Kesetrum deh.

By the way sobat, ga lepas dari geser-menggeser istilah tadi, imud edisi ini bakal bahas soal nikah beda agama. Antara muslim ama non-muslim. Pengen tahu bahasannya? Sekarang duduk manis, tangan dilipat dan dibaca dengan penuh penghayatan ya….

Fenomena globalisasi?

Pernikahan beda agama, bukan fenomena baru lho. Contoh yang banyak diekspos, dan orang-orang kampung semua pada tahu adalah pernikahan pasangan selebriti. Yang ga sama keimanannya, seperti Nurul Arifin-Mayong; Ira Wibowo-Katon Bagaskara; Dewi Yull-Rae Sahetapy (yang akhirnya Rae menjadi muslim, tetapi sekarang udah cerai dengan Dewi), serta Nia Zulkarnaen-Ari Sihasale. Sebenarnya masih banyak sih yang lain, tapi itu tadi beberapa contoh yang pasti kita semua udah pada ngerti. Nah sobat, lepas dari apapun alasan pasangan yang beda agama untuk menikah, terdesak dalam kondisi apapun, nikah beda agama ga lagi didasarkan ama akidah agama mereka, tapi cuma sebatas cinta manusia aja. Ya, cinta manusia yang terbatas dan punya umur sependek hari-hari yang kita lalui. Cinta manusia yang seperti itu, singkat dan ga abadi lho mas. Suer...

Dr. Abdul Majid, dosen Univeritas Pendidikan Indonesia dalam artikelnya yang berjudul Perkawinan Beda Agama dalam Perspektif Islam yang diterbitkan di koran Pikiran Rakyat menulis, “dalam pernikahan beda agama seolah cinta semata yang menjadi dasar suatu pernikahan. Masalah agama dalam beberapa argumen pasangan-pasangan seperti itu kira-kira dapat dirumuskan begini, “Agama tidak boleh dibawa-bawa, oleh karena agama adalah urusan pribadi seseorang. Yang terpenting kita saling mencintai apa tidak?” Tuh gawat kan, main asal senggol dan asal tubruk aja. Trio Macan ya...

Apa yang ditulis oleh Pak Abdul Majid tadi kemungkinan besar ada benarnya. Love is blind. Kalo udah kesengsem, keringatpun rasa asem (emang bener..) . Ih, pernah ngerasain ya, jorok banget sih. Udah ah, back to the topic. (yee… mengalihkan pembicaraan ya..tapi udah ketahuan kok kalo jijay..hehe.). Udah ah, ehem, sobat memang sih, tanpa cinta hidup bakalan hambar, kita ga akan ngerti apa itu sedih dan gembira. Kita juga ga akan ngelihat gimana kasih sayang ortu untuk anak-anaknya, kakak pada adiknya, hingga seorang anak kecil pada hewan peliharaannya yang lutuna, gaulna, imutna, hehe. Cinta memang bikin hidup lebih bermakna, tapi perlu diingat, cinta yang kita maksud disini adalah cinta yang bener. Bener menurut Islam tentunya. Iyuuuuuk.....

Sobat, ada yang bilang kalo munculnya perkawinan beda agama ini adalah dampak dari globalisasi yang udah mendarat di negeri kita. Mau ga mau kita kudu menerima katanya. Eit, tunggu dulu fren, kata siapa kita kudu nerima tiap budaya globalisasi. Kita kudu filter dong. Ga cuma asal ngikut aja. Semua kudu kita sandarkan pada Islam, karena memang Islam itulah yang konkrit, konkrit dan konkrit (cool banget ga sih gaya gue) lho-lho kok jadi Bajaj API. Tapi bener lho, bukan kita dan Islam yang ngikut arus globalisasi, tapi budaya globalisasi yang harus disikapi dalam Islam, supaya ga kita telan mentah-mentah gitu. Nah, Islam ngajarin ama kita kalo yang namanya pernikahan itu ibadah.

Ehem....baca bener-bener ya, selain cinta dan ketulusan hati dari 2 insan yang mau menuju ke jenjang ini, juga kudu didasarkan pada akidah yang sama. Kenapa? Nah karena dengan inilah kehidupan suami-istri akan tenteram, penuh rasa cinta dan kasih sayang. Keluarga mereka bakal bahagia dan kelak memperoleh keturunan yang sholih dan sholihah. Nah, didasarkan ajaran Islam juga, deskripsi kehidupan suami-istri bakal bisa diwujudkan kalo suami-istri punya keyakinan agama yang sama, sebab keduanya berpegang teguh untuk melaksanakan satu ajaran agama, yaitu Islam. Tapi sebaliknya, jika suami-istri berbeda agama, bakal muncul berbagai kesulitan di lingkungan keluarga, misalnya dalam hal pelaksanaan ibadah, pendidikan anak, pengaturan tatakrama makan dan minum, pembinaan tradisi keagamaan, dan lain sebagainya. Tapi buktinya banyak pasangan seleb yang anteng-anteng aja tuh meski beda agama. Lho, kok ngeyel toh, emang sih kelihatannya anteng, tapi dalam Islam, Allah ga ridho lho, dosa besar, apalagi Allah udah jelas mengharamkan hal ini. Dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 221 Allah SWT berfirman, ”Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik walaupun dia menarik hatimu.” Tuh kan Allah murka. Nanti kalo diterusin, longsor lho rumah kamu.

Ga kebayang deh amburadulnya keluarga kalo ayah dan ibunya beda agama, ga tahu gimana cara didik anaknya. Selain status pernikahan yang ga membuat mereka mendapat ridho Allah, dijamin keluarga mereka ga akan punya tujuan dan pegangan. Apalagi belakangan ini ditemukan berbagai kasus pemurtadan yang punya modus operandi pernikahan beda agama. Awalnya aja ngomong mau ngalah untuk masuk Islam, eh tahu-tahu pas masuk Islam lalu nyeret anak istrinya untuk keluar dari Islam alias murtad. Hati-hati lho yang cewek, jangan gampang kesengsem ama cowok seganteng apapun kalo mereka beda akidah ama kita, apalagi kalo punya tampang bencana alam, duh dikubur hidup-hidup aja. Sebaliknya yang cowok, jangan mau kebelit nafsong ama cewek secaem apapun, nanti malah kasusnya identik ama Nafa Urbach, ups keceplosan... Biarin aja.

Itu menurut Islam, gimana menurut UU di negeri kita? Nah, sejak diberlakukannya Undang-Undang Pemerintah Nomor 1 Tahun 1974 soal perkawinan, seperti disebut pada Pasal 66 UUP, maka semua aturan perkawinan yang jadul seperti GHR, HOCI dan Hukum Perdata Barat (Burgelijk wetboek) serta peraturan perkawinan lainnya udah ga laku lagi.

Pasal 2 (1) UUP berbunyi, ”Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu”. Dalam penjelasan UUP disebut kalo, ”Dengan perumusan Pasal 2 (1) ini, tidak ada perkawinan di luar hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu sesuai dengan Undang-undang Dasar 1945”. Prof. Dr. Hazairin, S.H. secara tegas menjelaskan pasal 2 (1), ”Bagi orang Islam tidak ada kemungkinan untuk kawin dengan melanggar hukum-hukum agamanya sendiri. Demikian juga bagi orang kristen dan bagi orang hindu atau hindu-buddha seperti dijumpai di Indonesia.” Tuh kan sama aja. Sobat perlu kamu tahu ya, agama katholik prinsipnya ngelarang dilakukannya perkawinan antaragama, kecuali dalam hal-hal tertentu, uskup dapat memberi dispensasi untuk melakukan perkawinan antaragama. Sedang agama protestan membolehkan dilakukannya perkawinan antaragama, dengan syarat kalo pihak yang bukan protestan kudu bikin surat pernyataan ga keberatan perkawinannya dilangsungkan di gereja protestan (ih, males po’o). Ditambah agama hindu dan buddha yang ngelarang dilakukannya perkawinan antaragama. Tuh kan, jadi sebenarnya seleb atau siapapun yang ngelakuin pernikahan beda agama, sebenarnya udah ngelanggar aturan agama mereka sendiri. Jadi ga usah ditiru, mau nikah kok coba-coba. Minyak kayu putih kali....

Nikah campur? Udah ga zaman

Ehem, sobat sayangnya aturan alias UU perkawinan tadi masih banyak nimbulkan polemik. Ada pihak yang ga setuju nikah beda agama dengan alasan menyalahi aturan agama dan UU. Di pihak lain, ada yang setuju menikah berbeda iman, atas dasar hak asasi manusia. Yah, inilah yang namanya negeri amburadul. Semua sakenake udhele dhewe, khususnya yang setuju nikah beda agama, ke planet Uranus aja (bosen ah ke laut terus). Padahal seharusnya, segala hal dipecahkan menurut aturan yang pasti dan kekal. Ga berubah menurut waktu dan zaman. Apalagi kalo bukan aturan yang diturunkan oleh Dzat yang Maha Kuasa, aturan dari Rabb semesta alam, Allah SWT.

Allah SWT udah jelas-jelas murka ama kita yang mau ngelaksanain pernikahan berbeda agama. Seperti yang termaktub di Qur’an Al Baqarah : 221 tadi. Hal ini ga akan berubah ampe kapanpun. Sampe gajah bisa nyetir mobilpun, aturan ini ga bakal ganti lho. Beda ama sekarang. Seleb yang beda agama bisa enak aja melenggang nikah ibarat ga punya dosa. Ini akibat aturan yang didasarin ama otak manusia yang serba berasas manfaat, cinta, hak asasi atau apapun alasan konyol lainnya.

Nah sobat, udah jelas khan kalo nikah beda agama itu udah ga zaman, nambah dosa dan bikin Allah tambah marah ama negeri kita. Nanti, ga berhenti-berhenti lho bencana yang nimpa negeri ini. Udah saatnya aturan bikinan manusia yang selama ini ngendon dan ga punya penyelesaian, diganti ama aturan Islam yang mengupas tuntas berbagai hal. Ingat lho hanya Islam. Yang lain? lewat!.
Continue reading

Jadi Anak Baru, Cari teman Baru

Edisi Worriedness

Aloo.. wah selamat deh, buat sobat yang ketrima di sekolah barumu. Gimana rasanya jadi anak baru? Enak, sedih, bingung, takut… wah yang jelas, kamu pasti punya banyak perasaan ketika jadi anak baru. Tulisan kita kali ini moga bias jadi teman di saat kamu jadi anak baru n lagi mencari teman baru…

Friends are the flowers in the garden of the heart . Saya pernah baca kalimat ini, di satu tempat. Dan saya langsung konek, wah betul juga yah. Teman adalah bunga-bunga di taman hati, ciee….
Itu bagi saya. Tapi tidak semua setuju lho dengan apa yang saya yakini ini. Ada banyak versi bila saja kita mau bertanya ke orang-orang di sekeliling kita. Ada orang yang baik banget pada temannya, eh ternyata ada maunya. Buat nyontekkin kala ujian, misalnya. Ato buat ngutang saat gak punya duit? Hmm.. bisa juga buat jadi mak comblang waktu naksir incerannya. Kalo dah gak berguna? So , pasti bakal gak mau temenan lagi. Ada uang teman disayang,, gak ada uang teman ditendang. Weleh�weleh� ini nggak baik banget lho.

Orang-orang seperti ini ada banyak di sekeliling kamu. Coba kamu amati. Or , jangan-jangan orang oportunis alias tipe yang cuma cari enaknya aja ini adalah diri kamu sendiri. Waks.semoga bukan ya.
Tau gak gaya berteman kayak gimana yang lagi marak saat ini? Yang paling ngetren banget tuh style berteman yang bisa diajak gaul. Hmm gaul definisi yang mana dulu neh? Diajak bolos oke? Diajak dugem, ayo aja? Nyoba ngedrugs, juga gak nolak? Pacaran, juga ho'oh aja? Wah, itu gak beres. Buat kamu yang gak mau ngelakuin model gaul yang kayak gitu, bakal dikasih stempel antigaul. Runyam banget kan?
Belum lagi mereka paling ogah temenan sama orang-orang yang bakal negur mereka bila salah. Bolos diingetin, pacaran dilarang, ngedrugs gak dibolehin, dugem paling ogah. Mereka sebel banget kalo diingetin ke arah kebenaran. Diajak sholat alasan lagi M alias Males. Diajak ngaji, bilang gak hobi. Udah deh, susyeh banget temen kayak gitu kalo diajak kepada kebaikan. Trus, gimana dong?

Nyari-nyari teman

Nyari teman emang gampang-gampang susah, apalagi yang baik. Ada teman saya yang tertutup banget orangnya. Usut punya usut ternyata doi kapok percaya sama teman. Karena dulunya doi pernah percaya dan curhat ke temannya itu, tapi malah bocor. Semua orang tahu rahasianya. Jadilah, dia gak mudah untuk mempercayai arti dan keberadaan seorang teman lagi. Putus dah!

Padahal, hidup tanpa teman ibarat bakso tanpa garam. Hambar. Gak ada rasanya. Lagi sedih, nangis sendiri. Giliran senang, ketawa sendiri. Ati-ati aja disangka gila ntar hehe, habisnya gak asyik banget ketawa dan nangis sendiri. Dada terasa sesak. Dunia terasa sempit. Gak ada siapa pun yang bisa kita bagi cerita, suka dan duka kita. Kecian banget kan?

Beda banget dengan mereka yang hidupnya gak pernah sepi dari teman. Ujian gambar gak punya rapido, eh ada yang baik hati minjemin. Istirahat bengong karena gak punya duit, ada yang baik hati nraktir. Saat sedih, ada a shoulder to cry on. Waktu lagi hepi (baca: happy) ada yang diajak berbagi tawa. Seneng banget. Dunia serasa luas dan penuh warna-warni. Iya apa iya? Coba aja!
Tapi ada juga orang yang begitu mudah mendapatkan teman. Di mana pun ia berada, maka dengan segera pula dikelilingi oleh teman-teman. Bagi tipe ini, mencari teman mudah saja seperti membalik telapak tangan. Kontras banget kan dengan tipe pertama tadi yang merasa sulit banget dapat teman, apalagi teman yang baik.
Nah, tipe yang manakah kamu? Pokoknya, tipe apa pun kamu, nyari teman bukan sekadar nyari aja. Tapi kudu benar-benar teman dalam arti sebenarnya, dalam suka maupun duka. Bukan ketika kamu lagi hepi aja teman-teman pada datang. Eh, giliran kena musibah or duka pada ngacir dah. Itu namanya bukan teman sejati, tapi mengkhianati. Males banget kan punya teman kayak gitu? Manyun terus deh!

Tips mencari teman

Mencari teman itu gampang-gampang susah. Kalo kamu salah memilih teman, bukan gak mungkin kamu pun salah dalam melangkah di kehidupan. Karena teman itu adalah cermin diri kita. Kata Rasulullah, bila kamu ingin tahu tentang seseorang, lihatlah siapa yang menjadi temannya. Berarti bagaimana orang lain menilai siapa kita sebenarnya, akan mudah dilihat siapa aja yang ada di sekeliling kita, teman-teman kita. Sabda Rasulullah saw.: Orang itu mengikuti agama teman dekatnya; karena itu perhatikanlah dengan siapa ia berteman dekat. (HR Tirmidzi)

Bila yang jadi teman kita adalah tipe suka nyontek, suka gak bayar di kantin sekolah waktu ibu penjual lengah, suka tawuran, malas sholat, sulit menerima nasihat dan kebenaran Islam, maka nilai diri kita juga gak jauh-jauh amat dari sikap-sikap di atas.

Begitu juga sebaliknya, bila yang jadi teman kita adalah mereka yang rajin belajar, jujur, aktivis rohis, hormat pada yang tua, mengayomi yang muda, patuh pada perintah Allah dan RasulNya, maka nilai diri kita juga gak jauh-jauh deh dari yang tersebut itu. Maka benarlah, ponakan saya yang remaja, paling malas berteman dengan tipe yang suka bolos, yang suka ngomong jorok dan gak berguna, urakan, gak patuh sama orang tua. Yup, doi selektif banget dalam memilih teman.
Karena memilih teman tuh ibarat deketan sama penjual minyak wangi or ikan asin. Kalo kamu banyak berteman dengan penjual minyak wangi, kamu bakal kecipratan wanginya. Tapi kalo kamu lebih demen main sama penjual ikan asin, secara otomatis bau kamu jadi amis bak ikan asin (ssttt.. ati-ati, kamu nanti dikejar-kejar ibu-ibu untuk digoreng!)

Kalo kata Aa Gym sih ada tiga tips untuk mencari teman yang baik. Pertama, cari teman yang aman buat kita. Ya iyalah, jangan sampe kamu punya teman tapi bawaannya was-was mulu. Jangan-jangan pas kamu lengah sedikit barang-barangmu langsung raib alias diembat doi. Ih gak asyik banget.

Kedua, menyenangkan buat kita. Maksudnya teman kita tuh bawaannya asyik aja buat temenan. Jangan malah sebaliknya. Kalo bertemu doi kamunya bawaanya bete mulu dan pingin bertengkar. Ini teman apa musuh sih?

Lalu yang ketiga, bermanfaat buat kita. Maksudnya, yang bisa buat diutangin, dicontekin, dipalakin, gitu? Ya nggaklah, Non. Bermanfaat maksudnya ada efeknya kita temenan sama doi. Kita yang semula malas belajar jadi terpacu untuk rajin. Yang semula malas ke pengajian jadi saling berlomba dalam kebaikan. Pokoknya bermanfaat di dunia dan juga di akhirat deh. Mau kan?
Seperti kata Rasulullah, kita nanti akan dibangkitkan dengan orang-orang yang kita cintai. Sabda beliau, �Seseorang akan dikumpulkan dengan orang yang dicintainya� (HR Bukhari dan Muslim dari Anas, Abu Musa, dan Ibnu Mas'ud)

Jadi siapa yang jadi teman kita di dunia, harapannya jadi teman pula di akhirat kelak. Bukankah ketika kita berteman, berarti pada saat yang sama kita mencintainya pula, karena Allah? So , karena cinta itulah kita pasti akan otomatis saling menasihati agar sama-sama bareng ketika dibangkitkan dan bareng pula ketika masuk surga. Asyik banget kan?

Berteman ala Rasulullah

Tau nggak kamu gimana style berteman teladan kita, Rasulullah saw.? Nih yah rahasianya, setiap temannya selalu merasa menjadi satu-satunya yang paling istimewa di depannya. Beliau hapal satu demi satu nama dan keberadaan sahabatnya. Ketika salah seorang sahabat beliau ada yang gak terlihat pas sholat berjamaah, beliau menanyakannya. Ternyata sakit. Maka dikunjunginya sahabatnya itu dan didoakannya agar cepat sembuh.

Karena kesetiaan Rasulullah yang sedemikian terhadap sahabat-sahabatnya, maka gak heran kalo sahabatnya sendiri juga begitu setia dan cintanya pada beliau. Abu Bakar dan Umar bin Khaththab yang jelas-jelas merupakan orang terpandang di kabilahnya, rela mengikuti Rasul hijrah dan memilih bersusah-payah dalam kesetiaannya berteman.

Ketika dalam perjalanan hijrah, Abu Bakar belum memperbolehkan Rasulullah masuk gua sebelum dibersihkannya tempat itu dan yakin tak ada hal-hal yang mengganggu kenyamanan beliau dalam beristirahat.

Begitu juga Umar bin Khaththab. Kalo ada musuh yang mencari Muhammad untuk dibunuhnya, beliau yang maju lebih dulu untuk menghadapi. Jangankan musuh, alkisah setan pun sangat takut pada Umar bin Khaththab karena kekuatan dan keimannya.

Ada yang lebih hebat lagi neh. Ketika satu malam terdengar kabar bahwa Rasulullah akan dibunuh waktu tidur malam, Ali bin Abu Thalib, yang masuk Islam waktu umurnya masih sangat imut itu, malah meminta menggantikan untuk tidur di pembaringan Rasulullah dan meminta beliau untuk segera menyingkir. Bayangkan, menggantikan posisi seseorang yang sudah begitu matang dipersiapkan untuk dibunuh. Allah masih melindungi Ali sehingga sebelum pedang dihunuskan, musuh masih sempat membuka kain selimut yang menutupi tubuhnya. Ternyata Muhammad sudah tak ada dan digantikan Ali. Hmm... kamu sanggup gak berkorban kayak Ali?
Belum lagi sahabat-sahabat Rasulullah yang lainnya. Ketika jihad membela agama Allah, para sahabat-sahabat itu rela menjadi tameng hidup bagi Rasulullah. Mereka rela mati syahid asalkan Rasulullah, sahabat yang mereka cintai selamat. Bayangkan kalo persahabatan kamu bisa seindah ini. Oke bangat kan? Iya gak?

Nah, bagaimana dengan style pertemanan yang kamu jalani selama ini? Kadang, jangankan setia hingga titik darah penghabisan, ada teman sakit paling juga lupa untuk menjenguk. Ada teman yang gak masuk sekolah juga gak bakal tahu kalo gak mau nyontek PR-nya aja. Ehm, ngaku aja deh. (sori bukan nuduh lho, tapi siapa tahu emang faktanya ada)

Persiapkan dirimu jadi seorang teman

Setelah tahu bagaimana style Rasulullah dan beberapa sahabatnya dalam berteman, pengen gak sih kita mencontoh beliau-beliau itu? Mungkin sebagian dari kamu berpikir, �Kayak mimpi aja hari gini mo nyari model teman kayak gitu�.

Jangan pemisis dulu, ada kok orang-orang yang begitu setia dan baik sama temannya. Asal satu hal yang harus ada ketika kita menjalin pertemanan itu, yaitu untuk mencari RidhoNya. Berteman karena Allah menjadi jaminan bagi kita untuk mendapatkan teman berkualitas seperti jamannya Rasulullah saw. dan para sahabatnya. Insya Allah. Oke?

Tapi kamu jangan hanya berharap mendapat teman yang baik aja. Kamu sendiri juga harus memacu diri untuk bisa menjadi teman yang baik bagi semua teman-temanmu. Tempa diri kamu jadi sosok teladan agar pantas mendapat teman yang baik lagi setia. Bukankah siapa pun yang jadi teman kita adalah cermin diri kita? Bila kita baik dan setia maka yang jadi teman kita juga baik dan setia, begitu juga sebaliknya. Itu namanya kompak.

Intinya, mulailah dari diri kamu sendiri untuk menjadi seorang teman yang baik dan setia bagi teman-temanmu. Jadikan nilai dirimu selalu membawa kebahagiaan dan hikmah bagi teman-temanmu. Jangan hanya bisa menuntut, tapi beri contoh lebih dahulu bagaimana seharusnya kita berteman dan untuk apa gunanya. Bukan semata asas manfaat, tapi semata-mata karena Allah dan karena memang Islam memerintahkan demikian.

So , nggak usah pesimis ya. Yakin bahwa kualitas teman yang kamu punya berbanding lurus dengan kualitas diri kamu juga. Semakin oke kualitas kamu, semakin bagus juga teman yang menghampirimu. Tapi, teman yang kurang baik juga jangan ditinggalkan. Mereka inilah yang butuh sentuhan pertemanan kita. Butuh ketulusan kita untuk mendakwahi mereka agar sama-sama berjalan sesuai syariatNya.
Oya, berteman dengan mereka yang masih jauh dari nilai Islam memang kudu ati-ati. Kalo gak kuat prinsip dan mantep imannya, bisa kebawa lho. Suer . Itu sebabnya, memang kudu waspada. Gaul boleh, syukur-syukur bisa ngajak mereka untuk melakukan amal shaleh.

Nah, kalo udah begini, siapa bilang cari teman baik itu susah? Gak jaman lagi! Yuk ayuk cari teman sebanyak-banyaknya agar hidup jadi lebih berwarna. (riafariana@yahoo.com)
Continue reading

Metroseksual

Edisi: 91/VII/Agu/2007

Sobat, fenomena metroseksual pastinya ga asing lagi deh, lewat di telinga kita. Booming gaya hidup ini telah mewabah di seluruh dunia. Menarik untuk dicermati, ga Cuma dari ide metroseksual yang membidik pria-pria berkantung tebal, tapi juga dari budaya dan tradisi baru yang seakan-akan menggambarkan kehidupan pria modern. Eit… ngomong-ngomong, ngerti ga sich, apa itu metroseksual? Jangan-jangan masih blnak… Telmi dong…

Ehm, konon, asal mula kata “metroseksual” tuh dari kata Yunani. Metropolis yang artinya ibukota, ditambah dengan embel-embel seksual. Definisinya, kurang lebih seperti ini : sosok narsistik dengan penampilan calm dan soft, yang jatuh cinta ga Cuma ama diri sendiri, tetapi juga gaya hidup urban alias kota besar. Konon, istilah ini muncul sekitar tahun 1994. dan jadi booming setelah di tahun yang sama CNN ngadain talkshow, dengan tema yang identik. Apa? Metroseksual ta? Dieng..!! Ya iyalah….

Sobat, yang menarik, kata metroseksual hanya terbatas digunakan untuk laki-laki,. Yup, boyz only. Yang bukan cowok, permisi ya neng. gampangnya, menurut mereka metroseksual adalah laki-laki muda yang punya uang (khusus untuk dihambur-hamburin), hidup dalam jangkauan gaya metropolis. Tongkrongannya di best shopping mall, klub, butik, pusat kebugaran, salon kecantikan, dan lain-lain. Pokonya, tempat-tempat yang bisa bikin diri mereka dimanjakan dan tampil selalu kinyis-kinyis. Pastinya tempat mangkal mereka bukan deket ama kandang ayam, warung giras, tambal ban, bengkel las, selokan mampet dan WC umum. Waduh, adu ganteng ama ayam atuh bang…
.
Pengen yang lebih jelas lagi, ada kok. Artikel di rubric Fashion & Style di New York Time nyebut kalo metroseksual didefinisikan kurang lebih sebagai lelaki yang menggemari busana bagus dan benda bagus lain pada umumnya. Sang metroseksual ga begitu berpotensi sebagai pria macho. Ga berbadan gempal seperti Incresible Hulk, bahkan ga seperti The Thing-nya Fantastic Four. Nah, dia atau mereka (baca: metroseksual person) juga ga punya asosiasi sebagai gay alias suka sesama jenis. Tahu kan gay? Itu tuh yang punya sebutan lain “jeruk” makan “jeruk” dan pria “AC-DC”, hehe. Ngomong-ngomong, si metroseksual person ini, boleh jadi mengencani cewek-cewek. Apalagi yang tampil dengan pose seksi pada maajlah-majalah popular khusus pria. Seperti majalah Popular, Male Emporium, atau FHM alias For Him Magazine versi Indonesia. Sosok seperti David Beckham (gelandang LA Galaxy), Tom Cruise (yang jadi lakon Mission Imposible) ataupun Ian Thorpe (langganan juara olimpiade cabang renang), pas banget diidentikkan dengan sosok metroseksual.

Ehm.. nah udah jelas kan, asal muasalnya istilah metroseksual dan style hidupnya bukan dari budaya yang bener. Yup, budaya glamour dan serba hedonistik And by the way, soal majalah-majalah tadi, awas lho, jangan dibaca, kualat nanti. Hehe..

Di balik Metroseksual

Eh iya sobat, jangan kaget lho, kalo gejala metroseksual ini udah lama bersandar di negeri kita. Sedikit atau banyak, fenomena metroseksual udah dikenalkan media kepada khalayak. Seperti setahun lalu, sebuah media di Surabaya mengadakan acara Metroseksual Award. Yang konon bertujuan mengenalkan gaya hidup urban “modern”. Di Jakarta, malah selangkah lebih depan dalam hal ini. Samuel Wattimena, perancang busana, bahkan sampai menggagas perlunya acara “Male Fashion Trend 2004”, di tahun yang sama. Khusus untuk mengenalkan busana, yang klop banget dengan gaya metroseksual. Wow.

Sobat, banyak yang berpendapat, bahwa motif arus metroseksual lebih ke arah ekonomi. Alias menjadikan laki-laki sama konsumtifnya dengan wanita. Namun tidak sedikit juga yang menyangganya. Dan nyebut bahwa metroseksual bukan sekedar menjadikan tradisi konsumtif yang selama ini dibawa ama wanita beralih ke pria. Lebih dari itu, keberadaan metroseksual lebih bermotif ideologis. Eng ing eng…..

“Gerakan feminis punya kontribusi besar pada perkembangan pasar (produk) laki-laki”, begitu kata Jean-Marc Carriol, direktur perusahaan fashion Trimex. Menurutnya kesetaraan hak yang selama ini digembar-gemborkan kaum feminis telah jadi biang sukses ide metroseksual. Bukan hanya kaum wanita aja yang bisa tampil cantik. Pria juga. Gerakan feminis juga menuntut agar pria bisa memahami wanita dengan berpenampilan stylish dan sedap dipandang. Menurut Carriol, “Sukses (gerakan feminisme) itu secara mendasar, mengubah cara lelaki dan perempuan berinteraksi di lingkungan kerja mereka. Penampilan dan perawatan (tubuh) menjadi sangat penting”.

Ga berhenti sampai di situ. Tuntunan jadilah tuntutan. Para pria yang menganggap ide metroseksual klop dengan cara berpikirnya, langsung in juga pola hidupnya. Berdasarkan Indonesian Metrosexual Behavioral Survey yang dilakukan MarkPlus&Co; akhir tahun lalu, para pria metroseksual ini umumnya paling suka belanja, ga tabu dandan dan manjain diri di salon lamaa banget. Suka ngerumpi berjam-jam di kafe atau pub. Mereka pun sangan fashion-oriented. Selalu update terhadap model baju terbaru di New York, Paris atau Milan. Selain itu, studi yang dilakukan terhadap 400 pria upper class di Jadodetabek ngungkap, kalo pria kalangan atas di Jakarta ternyata mulai melihat bahwa di dunia bisnis berdandan secara menarik adalah hal penting saat ini. Wah-wah.. Di negara biangnya metroseksual, pasar kosmetik untuk pria di Amerika saat ini sudah mencapai 4,5 miliar dolar dan naik menjadi 5,5 miliar dolar pada 2006. Itu berarti segmen pasar dengan pertumbuhan tertinggi di industri kecantikan.

Metroseksual, Budaya Kapitalistik

Sobat, kita semua ga mungkir, kalo gelombang kapitalisasi kehidupan, sekarang udah bikin negeri kita kebanjiran. Yup, kebanjiran ama ide dan gaya hidup yang serba didasari dengan uang. Seakan-akan uang adalah tujuan hidup. Dengan fulus, semua bakal mulus. Mafi fulus pasti mampus. Segala sektor kehidupan udah terjajah secara sistematis. Pendidikan kita udah jadi komoditi ekonomi. Yang berduit aja yang bisa sekolah. Yang ga ada uang, maaf, belajar aja seadanya. Kesehatan juga udah jadi barang yang mahal. Seakan-akan, kaum dhuafa dan fakir miskin dilarang sakit. Demikian juga dengan budaya metroseksual ini. Ujung-ujungnya tetep aja kita dipaksa ngikut arus kehidupan yang jauh dari idealisme dan kabahagiaan yang hakiki.

Di dalam kehidupan serba kapitalis ini, ga hanya kaum hawa yang jadi korban dengan istilah shopaholic-nya. Tapi juga kaum pria dengan definisi metroseksual-nya. Produk wanita dengan embel-embel “For Men” kini makin marak. Ga cuma di Amerika, tapi merata di seluruh dunia. Termasuk di negeri ini. Jenis produknya macem-macem, mulai dari bedak, facial, body spray, salon dan spa, majalah fashion, produk makanan diet, program pelangsingan tubuh, butik, program acara TV dan radio, perhiasan, hingga cat kuku. Merek-merek top seperti Armani, Esprit, Dolce & Calvin Klein, kini berlomba-lomba untuk menciptakan produk kategori baru ini. Tujuannya, gampang. Untuk mencuri mind share yang berkantung tebal.

Nah sobat, paling tidak ada 3 hal yang bisa kita tarik dari fenomena metroseksual. Pertama, metroseksual sebenarnya punya motif ideologis. Yaitu ideologi kapitalis, yang mendewakan uang dan harta di atas segalanya. Motif lainnya yang dibawa ama para pejuang feminis. Tapi cuman ndompleng ideologi kapitalis doang. Kedua, ide metroseksual sebenarnya bukan hal baru. Tapi ide lama yang dipermak sedemikian rupa, sehingga seakan-akan jadi hal yang serba fresh. Masuknya ide ini sama prosesnya dengan ide shopaholic alias doyan belanjanya kaum wanita. Yang konon di tahun 90-an jadi trend kaum hawa. Diawali dari keinginan untuk hidup serba bebas alias liberal. Lepas dari segala aturan. Akhirnya mencoba untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan diri sendiri. Ingin PD-lah, putih-lah, dan bebas jerawat-lah. Seakan ga peduli dengan keadaan sekitar. Hanya penampilan pribadi sajalah yang utama. Yang penting bisa tampil mbois dan caem.

Metroseksual? Ga usah

Sobat, sebenarnya untuk menjadi seseorang yang diperhitungkan, bukan penampilan yang utama. Memang sih boleh-boleh aja tampil ganteng. Ga ada yang ngelarang kok. Tapi kalo udah bergaya metroseksual, maaf-maaf aja nih ya, kita terus terang nolak. Kenapa? Sebab, bukan itu tujuan hidup kita di dunia. Juga bukan hal itu yang bisa bawa kita masuk surga. Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah SAW pernah ditanya tentang perkara yang paling banyak menjadi penyebab manusia masuk surga, lalu beliau bersabda, “Perkara itu adalah taqwa dan akhlaq yang baik.” Jadi, jangan sampe dech penampilan OK, tetapi pemahaman Islamnya KO.

Lagipula dengan model kehidupan metroseksual, kita akan digiring untuk melupakan saudara-saudara kita yang membutuhkan. Cuek abis. Semua harta kita ludes untuk memanjakan diri. Padahal Allah SWT berfirman, “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai…” (TQS. Ali Imran 92). Dan yang terakhir, perlu kita ingat sobat, budaya-budaya seperti ini akan terus menggempur kita, bila penguasa negeri kita diem aja kayak foto 3x4. dang a mau nerapin aturan Islam. Padahal dengan aturan Islam, iman dan taqwa kita akan terjaga. Apalagi aturan yang kaffah ini, tentunya dijamin, bisa membawa diri kita semua masuk ke surga-Nya. Pasti.
Continue reading

PUNK is Dead !!

Edisi: 92/Sep/2007

Sabtu malam Minggu, Budi kaget ngelihat tampang temannya, si Yanto. Penampilannya beda banget dari biasanya. Pakaiannya serba item. Bikin komplit badan yang warnanya memang ga kalah kucel. Rambut Yanto dimodel mohawk dengan gaya landak. Baju gelapnya berpadu dengan gambar tengkorak dan api merah menyala. Ga kalah, aksesoris wajib pria malam, berupa rantai yang mengkilap di saku. Klop dengan piercing di kuping sebelah kiri dan hidung sebelah kanan, berkilau, menyinari wajah Yanto yang cukup mengesankan bak bencana alam. Celananya singset banget. Press body. Sampe-sampe Budi mikir, "Apa si Yanto salah minum susu diet ya?" Rasa penasaran pun memenuhi otak si Budi. Lalu Yanto sambil nyengir, nyapa si Budi, "Oooi…kenapa Bud? Jangan bengong gitu? Kaget ya. Aku ikut punkers. Ini gaya punk. Trendi lho. Sekarang lagi in. Kamu ga ngikut juga?....Udah ya Oi…Aku mau jalan ama yang laen. Daaa…" Seru Yanto sambil berlalu. Duuaarr…bak kesamber kereta Shinkansen. Sambil geleng-geleng kepala, Budi masuk ke dalam rumah.

Sobat, mungkin ga cuma Budi aja yang pernah ngalami hal ini. Kita tentunya secara live atau engga, pernah ngelihat sosok yang kurang lebih sama seperti si Yanto. Yup, sosok punkers alias generasi punk. Nah, tema inilah yang akan jadi topik bahasan Islamuda kali ini. Why? Soalnya, fenomena punkers di kota-kota metropolis lagi mewabah saat ini. Ga hanya di tepi jalan raya, di mall atau alun-alun kota, bahkan juga nyebar di sekolah hingga di dalam kampung. Gaya hidup punkers seakan udah jadi model baru kaum muda, yang konon muncul sebagai perwujudan pemberontakan dan ketertindasan. Contohnya kaum punk yang menghuni persimpangan Jalan Munggur-Solo-Gejayan, Yogyakarta. Mereka nongkrong hingga larut malam, kadang-kadang sampai dini hari. Mengamen adalah kegiatan rutin mereka. Uang hasil mengamen untuk membeli lapen (arak tradisional khas Yogya). Hal yang mirip terjadi di Surabaya. Di depan balai kota, Grahadi jalan Pemuda, setiap malam minggu puluhan anak punk ngumpul, dan ngelakuin kegiatan yang ga jelas ujug-ujugnya. Yang pasti di tengah acara, anak-anak punk itu minum minuman keras dan nyedot narkoba. Pak Polisi, tolong tertibin dong!

Sobat, gimana sih awalnya muncul istilah punk? Sampe ada dandanan aneh kayak gitu. Gimana pula perkembangan punk di dunia? Kok bisa punk masuk ke negeri kita? Apa bener sih gaya hidup punk itu udah basi? Nah, penasaran kan… simak terus deh buletin yang kamu cintai ini. Lanjuut…

Asal Mula Punk

Sobat, ga banyak yang tahu pasti soal lahirnya kaum punk dan komunitasnya. Namun sebagian besar sumber menyatakan kalo kisah lahirnya kaum punk diawali pada tahun 1971 ketika Lester Bangs, wartawan majalah semi-underground Amerika, Creem, menggunakan istilah punk untuk mendeskripsikan sebuah aliran musik rock yang semrawut, asal bunyi, namun bersemangat tinggi. Musik tersebut dibuat dan digemari oleh para narapidana Amerika yang terkenal brutal, sadis dan psikopat. Kata punk itu sendiri lazim digunakan oleh kaum narapidana Amerika untuk nyebut partner atau pasangan pasif dalam hubungan homoseksual. Idiihh…. Sejak saat itu, para napi disana seringkali menggunakan istilah punk dan punkers. So, buat kamu yang ngakunya punkers, segera sadar deh. Ga mau kan, kalo punya sebutan si Jablay yang doyannya "mangga" makan "mangga". Ih amit-amit lho. And by the way, penggunaan kata punk sendiri hingga saat ini dipakai sebagai kata sifat untuk sesuatu hal yang dianggap buruk dan tak berguna alias sampah. Tuh kan.

Sobat, karena asal mulanya dari para narapidana, ga salah kalo sekarang kita lihat penampilan anak-anak yang ngakunya punk ikut awut-awutan. Kaum punk memang bukanlah tipikal anak muda masa kini yang doyan clubbing dan dugem. Jauh banget dengan karakter metroseksual. Meski demikian keduanya punya satu kesamaan, yaitu pola pikir dan sikap yang serba bebas. Sa-karepe dhewe. Bikin pusing tujuh puluh tiga keliling.

Nah, beda banget dari makna awal punk yang sejatinya adalah kaum homoseksual di penjara. Pengertian punk yang sejati sebenarnya udah mati sebatas di penjara doang. Ga laku kalo dibawa keluar penjara. Apalagi, masyarakat cenderung ga suka dan nolak keberadaan punk dan punkers. Ga bakal ada orang yang doyan hombreng. Kecuali dia hombreng juga. Hehehe. Problemnya, ga hanya masalah penampilan yang sering bikin orang lain gerah. Tapi komunitas punk juga menggunakan kekerasan sebagai penyelesaian masalah. Malah, sampai saat ini punk tetep identik dengan brutalitas dan vandalisme. Sadar dong choi…

Akibat pengakuan masyarakat yang tak kunjung datang alias mereka ga dianggap di tengah masyarakat, kekecewaan berubah jadi bentuk protes. Padahal kalo kaum punk introspeksi, mereka sendiri kan ga ngakui tatanan masyarakat, gimana mau diakui oleh masyarakat? Ngimpi kali…. Nah, lambat laun, kaum punk mulai berganti haluan. Pemahaman aslinya pun hilang. Bentuk protes mereka dijadikan lirik-lirik lagu. Punk kemudian berkembang sebagai aliran musik, masih membawa ciri-ciri narapidana yang serba ga karuan. Lagu-lagu punk lebih mirip teriakan protes demonstran terhadap kejamnya dunia. Lirik lagu-lagu mereka berisi soal rasa frustrasi, kemarahan, dan kejenuhan akibat kompromi dengan hukum. Selain itu, mereka bersuara tentang rendahnya pendidikan, pengangguran, represi aparat dan kebencian pada penguasa. Makna yang udah bergeser jauh ini, udah jadi bukti kalo sebenarnya punk dan punkers itu sudah mati. Pengertian punk yang sejati udah kekubur di penjara. Titik.

Plagiat Punk

Sobat, karena irama musik yang bising dan ga nyaman di telinga, band-band yang mengatasnamakan punk seperti Sex pistols dan The Clash hanya punya penggemar dikit banget. Mereka ga memiliki penikmat seheboh The Beatless ataupun Elvis Presley pada eranya. Apalagi isi dan lirik lagu band tersebut sebagian besar bersuara tentang kebencian mereka kepada negara dan seluruh tatanannya alias berjiwa pmberontak. Pantes, soalnya memang mereka ga tau aturan dan ga mau diatur. Namun kalahnya Amerika Serikat dalam Perang Vietnam di tahun 1980-an ikut manasin suhu dunia musik punk pada saat itu. Lahirlah band-band atas nama punk gelombang kedua (1980-1984), seperti Crass, Conflict, dan Discharge dari Inggris, The Ex dan BGK dari Belanda, dan MDC serta Dead Kennedys dari Amerika. Meski demikian, syair yang mereka gunakan sebagai lirik dalam lagunya, tak lagi tentang revolusi dan perlawanan. Namun lebih banyak ke kebingungan diri untuk mencari arti hidup. Sebagian besar band itu, cuma gunakan aksesoris punk untuk sekedar nambah nilai jual. Lagi-lagi cuma untuk cari duit.

Terbukti dengan munculnya band yang mengatasnamakan punk di tahun belakangan ini seperti Blink-182, Green Day, Bowling for Soup, New Found Glory, Sum 41, Good Charlotte, dan Simple Plan, jika disimak, aliran musiknya terdengar jauh berbeda dengan warna musik di awal kemunculan musik punk. Apalagi dengan makna punk sebenarnya, uh, beda jauh bro. So, musik yang mengatasnamakan punk saat ini, hanya sebatas plagiat gaya dan penampilan ala punk saja. Nah, kalo band yang ngepunk hanya sebatas plagiat, gimana ama temen-temen kita yang punkers itu, termasuk si Yanto? Tentunya mereka cuma sekedar ikut arus doang. Ngikut gaya. Padahal kalo ditanya esensi punk, paling-paling mereka lola alias loading lambat. Malu atuh…

Punk is already dead

Sobat, menilik sejarah yang udah dipaparin diatas, ternyata memang punk, punkers atau apapun itu, maknanya sudah kadaluarsa. Terlebih lagi arti punk yang sudah bergeser jauh dari pengertian pada awal kemunculannya. Hal ini membuktikan kalo punk dan segala asesorisnya udah mati. Ya, mati, dan ga akan bangun lagi. Sebatas plagiat, itulah generasi punk palsu yang ada di sekitar kita saat ini. Apa? Mau protes, silakan aja. Toh ga ada untungnya kamu bela-belain gaya hidup bejat seperti punk. Yang serba ga mau diatur ga punya malu, dan ga mau ngakui sesuatu sebelum dirinya diakui. Eit..jangan sampe deh ga ngaku beragama. Kualat ga bisa "pup" ke belakang baru tahu rasa. Hehe. Sorry bro, bukannya kita sewot, cuma kita pengen sobat semua ngerti kalo punk itu gaya hidup yang ga bener. Kalo diterusin, kita sendiri yang bakal susah. Dunia dan akherat.

Tak tahu malu, seperti yang ditampilin oleh anak-anak punk, sudah sepantasnya ga perlu ditiru. Rasulullah udah ngasih warning bagi kita, "Jika kamu tidak malu, maka lakukanlah semaumu." (HR. Bukhari, Abu Dawud, Ahmad). Ditambah lagi sabda Rasulullah SAW, "Malu hanya akan membawa kepada kebaikan." (HR. Bukhari). Jadi, buat yang masih ngaku punkers, malu dong. Tapi malu aja ga cukup. Kudu dibarengi ama kerja nyata. Ok !!

Nah sobat, fenomena punk dan punkers yang mewabah, seharusnya bisa diwanti-wanti oleh negara, sang penerap hukum. Masalahnya bumi kita tempat berpijak ini ga diterapin aturan Allah SWT, sehingga kaum yang namain dirinya punk bebas berkeliaran (kayak taman safari aja neh). Tapi memang bener lho. Buat kamu yang udah kepengaruh ama budaya punk, atau ga mau terpengaruh, segera deh kaji Islam. Ikutan forum majlis yang bisa nyadarin kita. Plus dakwahkan Islam ke rekan yang lain, supaya mereka mendukung aturan Allah dan Rasul-Nya berupa syariat Islam. Semangat ya, Allahu Akbar!!


SEKILAS FAKTA TENTANG PUNK

Gaya hidup

Kegagalan Reaganomic dan Di Indonesia, istilah anarki, anarkis atau anarkisme digunakan oleh media massa untuk menyatakan suatu tindakan perusakan, perkelahian atau kekerasan massal. Padahal menurut para pencetusnya, yaitu William Godwin, Pierre-Joseph Proudhon, dan Mikhail A Bakunin, anarkisme adalah sebuah ideologi yang menghendaki terbentuknya masyarakat tanpa negara, dengan asumsi bahwa negara adalah sebuah bentuk kediktatoran legal yang harus diakhiri.

Negara menetapkan pemberlakuan hukum dan peraturan yang sering kali bersifat pemaksaan, sehingga membatasi warga negara untuk memilih dan bertanggung jawab atas pilihannya sendiri. Kaum anarkis berkeyakinan bila dominasi negara atas rakyat terhapuskan, hak untuk memanfaatkan kekayaan alam dan sumber daya manusia akan berkembang dengan sendirinya. Rakyat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa campur tangan negara.

Namun, kaum punk menyadari sepenuhnya bahwa ideologi anarkisme, seperti yang pernah dikatakan Lenin, adalah paham yang naif milik para pemimpi dan orang-orang putus asa. Mereka menyadari ideologi ini sulit dikembangkan karena masyarakat masih membutuhkan negara untuk mengatur mereka.

Kaum punk memaknai anarkisme tidak hanya sebatas pengertian politik semata. Dalam keseharian hidup, anarkisme berarti tanpa aturan pengekang, baik dari masyarakat maupun perusahaan rekaman, karena mereka bisa menciptakan sendiri aturan hidup dan perusahaan rekaman sesuai keinginan mereka. Punk etik semacam inilah yang lazim disebut DIY (do it yourself/lakukan sendiri).

Punk Indonesia

Berbekal etika DIY, beberapa scene punk di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Malang merintis usaha rekaman dan distribusi terbatas. Mereka membuat label rekaman sendiri untuk menaungi band-band sealiran sekaligus mendistribusikannya ke pasaran. Kemudian usaha ini berkembang menjadi semacam toko kecil yang lazim disebut distro.

CD dan kaset tidak lagi menjadi satu-satunya barang dagangan. Mereka juga memproduksi dan mendistribusikan t-shirt, aksesori, buku dan majalah, poster, serta jasa tindik (piercing) dan tato. Seluruh produk dijual terbatas dan dengan harga yang amat terjangkau. Dalam kerangka filosofi punk, distro adalah implementasi perlawanan terhadap perilaku konsumtif anak muda pemuja Levi's, Adidas, Nike, Calvin Klein, dan barang bermerek luar negeri lainnya.

Georg Lukacs, seorang pemikir sosialis dari Jerman, menertawakannya sebagai sikap hands off kaum avant-gardis yang memilih untuk melarikan diri dari tanggung jawab kolektif memperbaiki kebobrokan sistem. Dengan kata lain, pengakuan atas eksistensi diri akan didapat dengan sendirinya apabila kaum punk mampu mengakui eksistensi masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

Tidak seperti heavymetal misalnya, punk lebih mengutamakan pelampiasan energi dan curhat daripada aspek teknis bermain musik. Pokoknya nggak usah jago-jago amat, pokoknya oke dan yang namanya unek-unek bisa keluar. Asal tahu aja, almarhum Sid Vicious dari Sex Pistols itu terkenal nggak bisa main. Tapi orang toh nggak memandang remeh dia. Malah dianggap cool.

Sex Pistols dan The Clash memasukkan aspek baru dalam perkembangan punk, yaitu protes sosial dan politik. Kedua grup ini menjadi penyambung lidah kaum muda Inggris yang frustasi. Mulailah mereka menyuarakan protes terhadap segala ketidakadilan yang mereka lihat sehari-hari. Cuma saja pendekatan mereka berbeda, sesuai latar belakang kehidupan masing-masing.

Minggu, 27 Maret 2005

Layar

Simple Plan dan Fenomena Pop-Punk
http://www.korantempo.com/korantempo/ 2005/03/27/Layar/krn,20050327,36.id.html

Grup musik pop-punk dari Kanada ini pentas di Gedung Tenis Senayan, Jakarta, kemarin. Musik pop-punk adalah "anak" dari punk-rock dan "cucu" dari musik rock 'n' roll.

Maka lahirlah aliran musik punk yang belakangan menjamur di dunia lewat pop-punk atau new-school punk. Seperti juga kehadiran musik punk-rock pada 1970-an, musik pop-punk bukan sebuah revolusi atas musik yang ada sebelumnya. Dia "anak" dari punk-rock dan "cucu" dari musik rock 'n' roll yang dihadirkan para baby boomers (generasi angkatan 1950 akhir dan 1960-an).

Lahirnya generasi pop-punk sebenarnya ditandai dua gelombang. Pertama lewat kesuksesan grup musik pop-punk Amerika, seperti lewat Green Day, Blink-182, dan The Offspring di akhir era 1990-an. Seluruh grup musik era ini mempunyai kesamaan bermusik, yaitu paduan suara gitar yang dimainkan secara keras, lirik sederhana, dan melodi yang disukai stasiun radio.

Jika pada genre musik lain harmoni menjadi teramat penting, musik pop-punk malah berusaha mengabaikannya. Bangunan lagu pop-punk biasanya terdiri dari banyak "gunung" dan "lembah", sehingga lagu menjadi begitu bergelombang. Pola musik seperti inilah yang membuat para pendengar musik pop-punk menjadi terhanyut secara emosional.

Suasana lagu yang pada bagian awalnya bermelodi dan berharmoni enak, tiba-tiba disusul harmoni yang tak keruan dan beat pun menjadi cepat, lalu kembali lagi ke suasana tenang, balik lagi mengeras dan cepat, dan tiba-tiba saja terhenti. Selesai.

Buat penggemarnya, musik ini serasa memberi energi kesegaran. Dengan kekuatan seperti itu, musik pop-punk benar-benar merupakan revitalisasi kekuatan musik rock 'n' roll dan punk.

Sedangkan gelombang kedua yang menandai kelahiran pop-punk, lahirnya sejumlah grup musik yang mengekor kesuksesan grup pertama dan mendapatkan keuntungan dari berbagai saluran TV musik, seperti MTV. Termasuk kelompok ini antara lain Bowling For Soup, New Found Glory, Sum 41, Good Charlotte, dan Simple Plan.

Fenomena itu sempat menimbulkan kekhawatiran di Inggris dan Amerika sehingga para orang tua diperingatkan agar menghindarkan anak-anaknya dari pengaruh budaya punk. Benar kata Joe Strummer, pemusik punk dari kelompok the Clash: "Kami telah membuatnya dengan cara yang lain. Kami membuat punk sebagai bagian budaya."

Tapi, budaya punk yang dilahirkan generasi pop-punk berbeda. Meski semuanya menyuarakan kebebasan, mereka tidak sampai menyentuh masalah politik dan sosial. Baju yang dikenakan pun tidak lusuh, gelap, dan dekil. Sebaliknya, mereka kerap mengenakan baju berwarna terang. Topi, spikes, dan bicycle chains menjadi aksesori wajib. Tatanan rambut memang mirip gaya rambut "spike" atau terlihat "mohawk", cuma mereka tampak lebih rapi, tidak terlalu tinggi, dan tidak botak di tepi.

Lingkungan sekolah dan dunia remajalah yang membuat budaya pop-punk terkesan lembut. Salah satu grup musik aliran ini yang lahir di sekolah adalah Simple Plan. Dibentuk pada 1999 di sebuah sekolah di Montreal-Kanada, grup dimotori Pierre Bouvier (vokal) dan beranggotakan Jeff Stinco (gitar), David Desrosiers (bas), Sebastien Lefebvre (gitar), and Chuck Comeau (drum).

Semua personel dalam grup memang bersahabat sejak sekolah menengah. Kala itu Comeau dan Bouvier, yang berusia 13 tahun, membentuk grup musik sekolah bernama Reset. Sebagai sebuah band sekolah, Reset cukup dikenal, terutama di kalangan pelajar. Sejumlah tur keliling sekolah pun mereka lakukan.

Debut album pertama Reset lahir pada 1997, tapi tidak sukses. Lantaran itu Comeau kembali ke bangku sekolah dan ternyata membawa berkah. Ia bertemu kembali dengan sahabatnya, Stinco dan Lefebvre. Pertemuan dilanjutkan dengan pembentukan kembali grup musik sekolah.

Ketika itu Bouvier sendiri masih menggawangi Reset. Lantaran bosan, Bouvier akhirnya meninggalkan Reset dan bergabung dengan Comeau. Sejurus kemudian David Desrosiers bergabung. Lahirlah Simple Plan.

Pada tahun 1975 muncullah kaum punk . Penampilan kaum punk ini seringkali dikacaukan dengan kaum skinheads. Term punk sendiri adalah bahasa slang untuk menyebut penjahat atau perusak. Sama seperti para pendahulunya, kaum punk juga menyatakan dirinya lewat dandanan pakaian dan rambut yang berbeda. Orang-orang punk menyatakan dirinya sebagai golongan yang anti-fashion, dengan semangat dan etos kerja 'semuanya dikerjakan sendiri' ( do-it-yourself ) yang tinggi. Ciri khas dari punk adalah celana jins sobek-sobek, peniti cantel ( safety pins ) yang dicantelkan atau dikenakan di telinga, pipi, asesoris lain seperti swastika, salib, kalung anjing, dan model rambut spike-top dan mohican . Model rambut spike-top atau model rambut yang dibentuk menyerupai paku-paku berduri adalah model rambut standar kaum punk. Sementara model rambut mohican atau biasa disebut dengan mohawk yaitu model rambut yang menggabungkan gaya spike-top dengan cukuran di bagian belakang dan samping untuk menghasilkan efek bentuk bulu-bulu yang tinggi atau sekumpulan kerucut, hanya dipakai oleh sedikit penganut punk. Kadang-kadang mereka mengecat rambutnya dengan warna-warna cerah seperti hijau menyala, pink, ungu, dan oranye.
Continue reading

Warning dari Dunia Maya

Sobat, dunia saat ini ibarat ga segede daun kelor. Beneran loh, kita ga boong. Buat kamu yang gemar lihat Liga Premier Inggris, ga perlu susah-susah pergi ke negeri Big Ben, cukup setel televisi yang nayangin program yang sama, udah… anteng deh. Buat yang saudaranya pergi ke Arab Saudi untuk ibadah haji, kalo pengen ngobrol, cukup pencet nomor hp, kesambung langsung, ga pake lama. Nah, teknologi informasi yang kembangnya cepet banget, bikin dunia saat ini ibarat tanpa batas. Ga seperti zaman baheula, yang kalo mau kirim surat kudu pake merpati. Sekarang cukup pake e-mail atau sms. Pesen kita pasti nyampe, cepet dan murah. Ga pake jagung. Watau, maksudnya apa neh…

Nah, sobat, fokus pembahasan kita kali ini ga bakal bahas teknologi informasi yang bejibun jenisnya. Cukup satu aja. Biar ga capek ngetiknya. Hehe. Apa sih yang kita pilih? Em…itu-tu, akses informasi yang sering banget kamu gunakan untuk cari info-info baru di dunia maya, atau cari bahan tugas sekolah. Yup, seratus. Internet jawabannya. Sobat, islamuda kali ini akan membahas sisi lain dari international network. Yang ga hanya memberi nilai positif bagi penggunanya, tapi nilai negatifnya ga kalah banyak So, artikel yang ada di hadapan sobat saat ini, bukannya untuk ngelarang kamu main internet. Wah-wah, bisa kuper dong. Tapi, paparan yang kita kasih nanti adalah fakta dan bisa jadi referensi buat kamu semua, supaya berhati-hati kalo udah masuk ke dunia maya.
Penasaran? Kebet aja langsung sampai habis. Nyook…

Warning 1
Internet Addict

Sobat, seringkali kamu dapat tugas tuh dari sekolah, semisal nyari referens di internet terhadap mata pelajaran tertentu. Tentunya ga ada yang salah ama hal ini. Justru penting banget. Tapi ingat lho, aktivitas yang awalnya positif bisa jadi negatif, akibat kita sendiri yang lalai. Awalnya sih nggunain internet untuk hal yang cukup penting seperti mencari informasi untuk keperluan studi, lalu berkembang bikin e-mail, download dan kemudian kenal chatting. Akhirnya, internet jadi bagian dari hidup kita. Sehari ga ngenet aja, udah gundah gulita. Main internet jadi hal yang biasa dan rutin. Malah, bisa-bisa ngalahkan yang lebih penting. Pada kasus orang-orang yang kecanduan internet, mereka cenderung melakukan kegiatan untuk hal-hal yang ga perlu, bahkan cenderung membuang-buang waktu. Ironisnya mereka atau bahkan kita sendiri, ga sadar akan hal ini. Seringkali kita sadara, pas semua sudah terlambat…

Sobat, David Greenfield, seorang psikolog di Amerika, menemukan sekitar 6% dari pengguna internet mengalami kecanduan. Orang-orang tersebut mengalami gejala yang sama dengan kecanduan obat bius, yaitu lupa waktu dalam berinternet. Nah, kebanyakan orang yang kecanduan internet ini dikarenakan mereka menemukan kepuasan di internet, yang tidak mereka dapatkan di dunia nyata. Kebanyakan mereka terperangkap pada aktivitas negatif seperti games, judi dan sex online. Gaswat.

Warning2
Porn Content

Kamu punya e-mail? Bagus deh kalo udah bikin. Bisa aja kamu susun di yahoo, gmail, plasa, hotmail, dan macem-macem host yang dapat ngasih fasilitas gratisan buat kamu untuk punya kotak surat elektronik. Keliatan beken lho kalo udah punya e-mail. Pastinya kan ga gaptek gitu. Tapi buat para pemilik kotak surat ajaib ini hati-hati lho, banyak kejadian surat nyasar. Hasil survei "Online Survival Guide Consumer Reports" secara global per September 2005, 47% responden pemilik e-mail, mengaku menerima konten serta pesan sampah (spam) bernada pornografi. Dari riset itu diperkirakan lebih dari dua juta anak secara tak sengaja melihat pesan sampah bernada porno itu. Makanya ati-ati, jangan asal klik e-mail.

Ga berhenti sampe situ, berdasarkan riset Finkelhor, Mitchell, dan Wolak dari Online Victimazation pada Juni 2000, enam dari sepuluh remaja usia belasan menerima e-mail atau pesan instan (IM) dari orang yang tak dikenal, di mana 63% diantaranya mengaku merespon balik pesan yang diterimanya. Dan mayoritas, isi dari e-mail tadi berbau pornografi dan sengaja mengajak pemilik email mengunjungi situs remang-remang milik mereka. Gaswat.

Warning 3
Porn Site

Akses ke situs-situs nyleneh yang tak terbatas, memungkinkan siapapun bisa mengaksesnya. Bahkan bisa mengambil isi situs tersebut, untuk disebarluaskan. So, jangan heran bila skandal anggota DPR yang menggemparkan negeri Sangkuriang ini bisa diketahui seantero dunia. Bahkan jumlah situs gelap lokal saja sudah lebih dari 2000 biji. ini belum termasuk akses link yang dibuat para penikmat pornografi dalam blog mereka pribadi. Ihh, serem.

Warning 4
Dark Chat

Kamu suka chatting alias ngobrol di internet ? Asyik memang. Sekaligus murah. Kita bisa kenalan ama siapapun di dunia ini, asal kita ngeh ama bahasa mereka. Hanya saja ga sedikit forum chatting yang jadi sebatas kontak jodoh kilat. Bahkan forum pacaran online. Yang lebih bahaya lagi, forum chatting jadi ajang penipuan rame-rame. Sampe-sampe cewek yang diajak kenalan secara sengaja dibuang ke lembah hitam alias traficking. Kejadian ini bukan hanya sekali dua kali, bahkan menurut UNIFEM, sekitar 250 ribu dari 700 ribu orang yang menjadi korban human trafficking setiap tahunnya berasal dari Asia Tenggara. Mayoritas korban tergiur lewat penawaran dalam situs internet dengan perantaraan chatting. Wuih, pusiing.

Gimana Toh Analisanya?

Sobat, masuknya internet di segala sisi kehidupan, memang bisa memberi nilai plus yang luar biasa. Tapi bila ga diimbangi ama iman yang kokoh, dan pemahaman Islam yang cukup, keberadaan internet bisa menjadi boomerang yang mampu ngelibas jati diri khususon para remaja.

Nah, segelintir fakta yang kita paparin tadi bukan hanya untuk sekedar tahu. Tapi lagi-lagi supaya kita waspada. Sudah umum di sekitar kita kejadian seperti di atas. Bahkan mungkin pernah kita alami sendiri. Meski demikian, kemajuan iptek sebenarnya adalah hal yang lumrah dan bersifat umum alias biasa aja. Ini semua tergantung ama akal, kepandaian dan kemampuan manusia untuk berinovasi. Toh, awalnya internet memang sengaja dihasilkan dari kebutuhan manusia untuk mempercepat proses komunikasi. Ini ga jauh beda ama penemuan televisi, radio, handphone, dan sebagainya. Dalam Islam ini disebut madaniyah ‘am alias benda hasil pemikiran manusia yang bersifat umum. Ga diharamin lho. Cuman, ada saja tangan-tangan jahil yang sengaja bikin rese tuh isi dari madaniyah ‘am tadi. Maka tak heran sering dijumpai, televisi yang berisi tayangan penuh kekerasan dan vandalisme, radio yang ngeluarin program obrolan seputar seks yang menghalalkan gaya hidup liberal, dan bahkan situs-situs gelap internet yang bermunculan bak katak sehabis hujan. Wuuiih, rame.

Nah, beda lagi ama madaniyah khas, ini sifatnya khusus. Yang boleh dan harus kita ambil adalah madaniyah khas milik Islam. Sedangkan yang diluar Islam, ga boleh lho dijadiin pedoman. Contoh madaniyah Islam adalah, semisal ruang kamar mandi yang tertutup dan ga boleh kelihatan dari luar. Beda ama madaniyah khas western yang ngumbar erotisme, sehingga kamar mandi dibuat transparan. Huss... jangan berpikiran aneh-aneh. Bentuk kamar mandi seperti itu ga boleh lho. Najis bin haram. Selain itu, ga boleh kita memakai asesoris yang cenderung nonjolin madaniyah khas selain Islam, seperti pakaian khas pendeta, kalung dengan motif salib, ataupun stiker bintang daud yang melambangkan berhala kaum yahudi. Ati-ati lho fren.

Ok, back to internet. Karena kita udah ngeh, kalo yang nyebabin rusaknya isi internet itu program dan tetek bengeknya. Maka salah besar tuh, kalo kita membuang dan menutup diri terhadap adanya jaringan internasional ini. Soalnya, pengetahuan tentang internet dalah hal yang umum dan bisa dipelajari, dan malah kudu kita kuasai. Nah, soal tangan-tangan gatel yang berusaha bikin mata kita sepet. Disinilah letak negara harusnya turun tangan secara langsung. Lebih pakem ngerem budaya buka-bukaan. Dan lebih tajam menindak siapapun yang melakukan cyber crime. Toh, negara punya kewajiban ngelindungi warganya dari degradasi moral dan dekadensi akhlak. So, perlu banget syariat islam kudu tegak. Ehm..intelek banget nih bahasanya. Ciamik bro.

Shut Down

Sobat, makin majunya teknologi, selain mampu menjadikan diri kita penuh ilmu, tapi juga bisa membuat manusia tambah canggih dalam melakukan dosa. Kamu tahu kan, ga ada istilah erotic webcam bila ga ada internet, dan ga ada pula istilah sex hidden cam bila ga ada camera handphone. Selain karena kemajuan teknologi, juga akibat dangkalnya iman manusia, masyarakat yang cuek, dan negara yang berpangku tangan. So, udah saatnya kita bergerak untuk menyerukan Islam. Yakin deh, kalo Islam satu-satunya solusi yang tokcer untuk semua masalah ini. Udah waktunya mengisi diri kita dengan pemahaman Islam. Membuat masyarakat kita ga cuek dengan ngadain pengajian di masjid dan opini umum tentang apa yang terjadi saat ini, dan jalan memberi keluarnya just with Islam. Yang akhirnya akan membuat para penguasa negeri ini berpikir dan punya keyakinan untuk menerapkan Islam secara total. Yup, takut bukan pada ketombe, tapi hanya pada Allah saja. Ketombe?? Ga nyambung ding.

Karena Allah SWT sudah berfiman, ”Maka janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku (saja). Dan agar Ku-sempurnakan nikmat-Ku atasmu, dan supaya kamu mendapat petunjuk.”(TQS. Al Baqarah: 150).

Jadi sobat, nunggu apa? Ga bakal ayam bisa makan pake sumpit. Jari aja ga punya, hehe. Cepet gih berjuang di jalan Allah, selagi hayat dikandung badan.
Continue reading