Kamis, 26 Oktober 2017

Bubarkan Valentine’s Day

Edisi: 88 / Feb 07
 
Setiap bulan Februari, tepatnya tanggal 14, hampir seantero negeri, ada tradisi tukar menukar guling eh salah ding..., gula-gula, bunga, dan hadiah atas nama hari Valentine. Ga hanya itu lho, remaja di negeri kita juga saling nyatakan cinta, bikin puisi yang romantis, dan lagu yang menyentuh hati demi sang pujaan. Ngomongin soal lagu yang menyentuh, tahu kan contohnya? Yup bener, lagu Indonesia Raya. Hehehe. Udah deh, jangan diterusin lagi. Cukup situ aja. Nanti mikir yang enggak-enggak. Memang sih, masih banyak lagi hal lain yang dilakukan pas hari itu, apalagi buat yang punya gebetan, atau lagi bikin rencana counter attack untuk nge-gol-in ungkapan rasa hati, yang selama ini telah terpendam jauh di lubuk sanubari. Glodak...

Tapi udah ah, bikin boros tulisan. Hehe. By the way, tahukah kita siapa Mas Valentine ini? Ada ga sih hubungannya ama pembalap Valentino Rosi? Atau jangan-jangan dia saudaraan ama Tukul Arwana. Hus... ngawur banget toh. Ya enggaklah. Sobat, memang sih, konon sejarah Valentine ini penuh misteri. Identik ama Kolor Ijo..penuh misteri juga. Hehe. En, hal ini membuat diri kita memiliki pertanyaan besar, kenapa sih banyak remaja yang ngerayain hal ini? Tentunya berbagai sejarah dan sebab musabab Valentine’s Day, bakal kita kupas kulitnya. Yuk, saatnya kita telanjangi si Valentine, eit...sejarah Valentine.

Valentine dan Pernak-perniknya

Sobat, sejarah tentang siapa tuh Valentine dan orang-orang di sekelilingnya memang sedikit banget diungkap. Tapi yang pasti, dilihat dari namanya aja, kita ngerti lho kalo dia bukan seorang muslim. Kecuali kalo namanya Abdullah, Ahmad, atau Rosyid hehe...nah pembahasannya kalo yang ini lain lagi. Paling tidak, berdasar info yang kita sidik, menurut Gereja Agama Katolik ada sedikitnya tiga sejarah yang berbeda soal latar belakang si Valentine atau Valentinus ini.

Legenda pertama nyebutin kalo Valentine adalah seorang pendeta yang melayani Claudius II pada abad ketiga di Roma. Pada suatu saat, Kaisar Claudius II menetapkan wamil buat pemuda yang ga punya istri, dan ga sah, bila ada orang yang menikah pada saat wamil itu. Sst..ngerti ga apa itu wamil, bukan hamil lho ya. Yup, wamil tuh wajib militer. Nah, si Valentine nentang keputusan Kaisar dan tetap melaksanakan perkawinan bagi sepasang muda-mudi saat itu secara rahasia. Saat perbuatan Valentine diketahui Claudius, maka dia murka dan menetapkan hukuman mati bagi pendeta Valentine.
Legenda lain menyatakan bahwa Valentine mungkin telah dibunuh karena mencoba membantu beberapa penganut Kristen yang melarikan diri dari Penjara Roma, karena penjara tersebut ga manusiawi. Mereka sering dipukuli dan disiksa.

Legenda yang ketiga nyebutin kalo Valentine sendirilah yang pertama kali mengirim kartu ucapan kasih sayang. Saat di penjara, ia jatuh cinta pada putri seorang sipir penjara, yang sering mengunjungi Valentine selama di penjara. Sebelum dia dihukum mati, dia menulis surat terakhir bagi kekasihnya, dengan ungkapan yang sangat familiar hingga saat ini, yaitu "from your Valentine". Nah, ungkapan Valentine tadi, hingga saat ini sangat tersohor dan sangat dihormati di negara-negara eropa khususnya Inggris dan Perancis.

Seiring berjalannya waktu, Valentine’s Day hampir menjadi buah bibir muda-mudi seluruh dunia. Apalagi ama blow up dari media masa yang njanjiin nuansa serba pink di bulan Februari. Malah membuat suasana Valentine’s Day makin hot aja. Ya bener, panas. Gimana sih panasnya? Gampang kok, tinggal berdiri di siang bolong jam 1, sambil nggoreng cabai dan ngulek bawang merah di tengah lapangan. Dijamin bakal hot abis. Nah, seperti itu pula suasana Valentine’s Day. Terlepas benar atau tidaknya perayaan itu. Nampaknya bakal seru banget, kalo ga sedikit yang ngedukung. Mulai dari omongan siswa di sekolah. Obolan kecil di bangku kuliah. Iklan dan acara khusus menyambut Valentine’s Day. Karaoke dan klub malam yang menggelar hiburan plus-plus di malam harinya. Hingga pedagang asongan yang jualan mawar merah dan coklat kecil berbungkus plastik, udah menjadi icon maraknya dukungan menjelang perayaan hari merah hati sedunia itu. Tapi ingat lho, belum tentu yang banyak itu bener. Iya kan?

Lho, tapi kan yang ngedukung banyak. Itu kan nunjukin kalo perayaan itu ga salah. Eit...sabar dulu fren. Sebenarnya nih ya, sebagian besar media apalagi tempat hiburan tuh, ngedukungnya ga murni karena mereka ngerti asal muasalnya Val Day. Tapi, apalagi kalo bukan karena uang dan uang. He-em. Kapan lagi mereka bisa ngeruk keuntungan segede-gedenya kalo ga ada momen seakbar Valentine’s Day. Di momen lain pun sebenarnya sama lho. Ingat kan pas bulan Ramadhan, pengusaha tempat hiburan, plaza dan media masa ngeblow up segala hal yang berhubungan dengan Ramadahan. Demikian juga pas hari Idul Fitri, natal, tahun baru, dan berbagai momen lain yang sukses banget ngeraup rupiah. Seakan-akan ketika para pengusaha melihat pemuda-pemudi, yang mereka lihat bukan sosok remajanya, tapi sekarung uang yang lagi berjalan. Yup, kalo udah lihat duit numpuk, pupilnya langsung berakomodasi maksimum. Toeng....

Cita-cita para pengusaha yang lagi dimabuk duit, diamini ama keinginan remaja yang menggebu untuk ngerayain Val Day. Masih berlum sreg? Hal ini ditambah ama sifat remaja yang seneng ngikut bareng kalo ada yang rame. Ada pesta, ngikut. Ada syukuran, nimbrung. Ada makan-makan, nebeng. Sampe ada tabrak lari, pengen lihat. Gitu deh sifat remaja. Mereka seneng banget kalo ada teman yang senasib dan sepenanggungan. Ga percaya? Coba deh, pas ulanganmu dapat jelek, kamu pasti nanya ama temen-temenmu, ”Eh ulanganmu dapat berapa?” Tuh, contoh yang ga jauh amat. Berarti yang sering nanya seperti itu tuh hasil ulangannya AT alias Ancur Total. Hehe.

Sobat, terbukti kan kalo remaja happy sekali kalo ada teman dan rekan yang senasib ama dia. Termasuk soal perayaan Valentine’s Day ini. Bagi remaja yang ga ngerayain, mereka bakal feel so bad. Seakan dijauhi ama teman-temannya. Di pikiran mereka akan ada kata-kata “Tidaaaak, jangan jauhi aku!!” Mereka akan dianggap kuper lah, ga gaul, ndeso, katrok, en segunung sebutan buat dirinya. Puas! Puas!! Duh, tak tsobek-tsobek lho. Hehe. Padahal nih ya, ga ada salahnya lho kalo ga nyerayain hari itu. Ga ada ruginya. Yang pasti sebutan seperti itu kan cuma sementara aja. Ga bakal selamanya kok. Meski dibilang ga modern dan ga ikut kemajuan zaman, so what! Justru kita yang harus nyadarin teman-teman kita, khususnya yang muslim dan muslimah. Ga sepantasnya lho kalo mereka ngikut perayaan yang sama sekali ga ada perintahnya dalam Islam. Apalagi sumbernya dari orang-orang nonmuslim. Klop banget tuh dosa. Udah kena dosa di masalah iman dan keyakinan, ditambah lagi dengan aksi perayaan yang serba hura-hura dan nyalahi aturan main pergaulan dengan lawan jenis. Numpuk lho dusone. Di Filipina misalnya, perayaan Valentine’s Day disambut dengan kumpulnya puluhan ribu pasangan remaja yang belum menikah di alun-alun kota. Pas dikomando, seluruh pasangan itu saling berciuman, diakhiri dengan tepukan tangan dan pelepasan balon berbentuk hati. Konon acara itu masuk di Guinness Book of Record dengan titel rekor ciuman pasangan terbanyak dan terlama sepanjang sejarah. Dan selebrasi tersebut jadi ide kreatif buat pengusaha klub malam dan diskotik untuk memberi nuansa romance of the night di malam Valentine’s Day. Lagi-lagi pola pikir kapitalis yang main. Sebel.

Valentine? Off the Record!!

Sobat, udah saatnya kita berpikir ulang soal tradisi Valentine’s Day, dan kebiasaan kita yang asal ngikut tanpa ngerti gimana aturan dan konsekuensinya. Sayangnya di dalam benak remaja yang udah keracunan bakteri gaul bebas, hampir udah menutup mata dan telinga soal ajakan kepada kebaikan. Bahkan terkadang dengan mengatasnamakan cinta, sayang dan kesetiaan, ga hanya bergandengan, boncengan, berciuman yang bakal dilakoni. Sang gadis bahkan rela ngorbanin ”mahkota” satu-satunya yang dia miliki demi sang kekasih. Jadi jangan heran kalo di sebuah media masa pernah dikupas bertebarannya kondom seusai pesta Valentine’s Day. Tentunya kamu pada ngeh apa yang terjadi saat itu. Pastinya bukan main golf apalagi karambol. Hehe.

Padahal Rasulullah SAW bersabda, ”Apabila zina dan riba telah merajalela di suatu negeri, maka rakyat di negeri itu sama saja telah menghalalkan dirinya untuk menerima azab Allah.” (HR. At Thabrani, al Hakim dari Ibnu Abbas). Nah, masih ingat kan tsunami yang menggulung Aceh dan Pangandaran, air bah yang menenggelamkan Jember dan banjir yang ngebikin Jakarta lumpuh. Mungkin ini peringatan dari Allah untuk kita lho.

Lagipula, ngapain juga kudu ngungkapin cinta pas Valentine’s Day, kenapa ga di hari-hari yang lain. Suer, ini bikin kita ga habis pikir. Belum lagi omongan dari yang sudah punya gebetan. Dia berkilah kalo di hari Valentine adalah momen yang pas untuk meningkatkan rasa kasih dan sayang untuk si doi. Sobat, tahukah kamu, kalo hal itu akan makin mendekatkan keduanya ke dalam perzinahan. Dan inget lho, pergaulan bebas bukan hanya zina semata, tetapi segala hal yang menggiring remaja kesana, seperti berduaan, berpegangan tangan, berpelukan dan berciuman, semuanya termasuk aktivitas yang diharamkan oleh Islam. Dan akhirnya bukannya cinta suci yang mereka berdua dapat, hanyalah cinta sakit yang semakin menggembung dan membesar. Tul kan.

Rasulullah SAW bersabda, ”Tidak ada dosa yang lebih besar di sisi Allah setelah syirik, dari perbuatan seorang laki-laki yang menumpahkan air maninya pada rahim yang tidak halal baginya.” (HR. Imam Abi Dunya).

Nah sobat, buat kamu yang laki, ikhwan atau cowok, jangan kebawa arus Valentine’s Day dengan mencoba berbagai atraksi yang meramaikan tradisi jahiliyah itu. Apalagi ditambah dengan aksi gaul bebas yang menjurus kedalam perzinahan. Jangan ketipu ama propaganda yang digembar-gemborkan media untuk saling ningkatkan kasih sayang ama di doi di tanggal 14 itu. Seneng di awal, nyesel di belakang.

Untuk kamu yang cewek, ingat lho, pacarmu bukan suamimu. Dia belum halal bagimu. Jangan muda jatuh dalam rayuan gombal si ganteng yang mencoba meraih satu sentimeterpun bagian dirimu. Apalagi mau ngorbanin satu-satunya ”masa depanmu”. Mungkin disini dia mau ngomong, ”Aku akan bertanggung jawab.” Itu sih di dunia non, lain lagi kalo di akhirat. Kita bakal mempertanggungjawabkan perbuatan kita sendiri-sendiri.

Allah SWT berfirman, ”...dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali.....” (TQS. Al An’aam : 164).

Buat Ayah dan Ibu, tolong jagalah buah hati kalian. Sesungguhnya tanggung jawab anak ada dipundak kalian. Keluarga adalah pilar iman yang kokoh untuk melindungi anak dari dosa dan siksa Allah SWT. Dan saatnya sekarang untuk masyarakat dan negara kita untuk tegas, menolak segala hal yang bertentangan dengan hukum Islam. Apalagi berkaitan ama iman dan perbuatan yang bisa menyebabkan dosa. Gimana? Ya dengan nerapin hukum Islam dong. Titik.
Nah sobat, udah ga zaman lagi untuk sekedar ngikut dan males berpikir tentang segala hal. Buang Valentine’s Day dari benak dan aktivitas kita. Ganti ama kegiatan lain yang lebih bermanfaat dan berpahala. Jangan korbanin masa remajamu untuk hura-hura apalagi main-main semata. Karena hidup ini bukannya permainan. Serius lho.
Previous Post
Next Post

0 komentar: